Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KIJA Anggarkan Belanja Modal Rp1,57 Triliun

Muljadi Suganda, Sekretaris Perusahaan Jababeka, mengatakan bahwa sebagian besar dari kebutuhan belanja modal tersebut yakni Rp600 miliar dialokasikan untuk mengakuisisi lahan baru di kawasan industri perseroan di Cikarang, Jawa Barat dan Kendal, Jawa Timur.
Jababeka/skyscrapercity.com
Jababeka/skyscrapercity.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. menganggarkan belanja modal sebesar Rp1,57 triliun tahun ini untuk keperluan menambah cadangan lahan dan pengembangan serta pemiliharaan infrastruktur kawasan.

Muljadi Suganda, Sekretaris Perusahaan Jababeka, mengatakan bahwa sebagian besar dari kebutuhan belanja modal tersebut yakni Rp600 miliar dialokasikan untuk mengakuisisi lahan baru di kawasan industri perseroan di Cikarang, Jawa Barat dan Kendal, Jawa Timur.

Meski begitu, emiten dengan kode saham KIJA ini tidak menetapkan target luasan lahan yang akan diakuisisi untuk dijadikan cadangan lahan atau land bank di kedua kawasan industri tersebut.

“Kami tidak bisa sebutkan berapa luasnya, tergantung harganya di market berapa. Namun, yang jelas kami alokasikan Rp600 miliar untuk semuanya,” katanya, Rabu (31/5/2017).

Adapun, per 31 Desember 2016 posisi cadangan lahan perseroan di Kota Jababeka Cikarang adalah 1.228 hektare (ha), sementara Kendal 522 ha dan Tanjung Lesung, Banten, 1.551 ha. Masterplan untuk ketiga lokasi tersebut masing-masing Jababeka 5.600 ha, Kendal 2.700 ha, dan Tanjung Lesung 1.545 ha.

Selain untuk menambah cadangan lahan, perseroan juga mengalokasikan belanja modal untuk pengembangan bisnis lainnya. Perseroan mengalokasikan Rp400 miliar untuk pengembangan infrastruktur di kawasan industri baru perseroan di Kendal.

Kawasan industri ini sejauh ini sudah ditempati sedikitnya 40 tenant, baik pembeli lahan industri maupun standard factory building sejak diresmikikan Presiden Joko Widodo pada 14 November 2016 lalu.

Kawasan industri ini merupakan hasil kerja sama dengan Sembcorp. Tiga kelompok tenant terbesar yang menempati kawasan industri ini adalah dari sektor bangunan dan industri terkait (32%), disusul manufaktur (24%), dna furniture (16%). “Tenant kami semakin banyak sehingga kebutuhan untuk pematangan infrastruktur semakin perlu, sekaligus meningkatkan reccuring income dari sana,” katanya.

Selain untuk Kendal, perseroan juga mengganggarkan Rp400 miliar untuk kontruksi proyek-proyek di Cikarang, meliputi pembangunan infrastruktur, properti residensial dan komersial perkotaan. Selain itu, perseroan juga mengganggarkan Rp170 miliar untuk perawatan infrastruktur di kawasan industri Jababeka.

Berbeda dari kebanyakan kawasan industri lain, kawasan industri Jababeka Cikarang dilengkapi sejumlah infrastruktur yang dimiliki langung perseron, antara lain Bekasi Power Plant dan Cikarang Dry Port.

Dua tahun terakhir, kontribusi terbesar pendapatan perseroan masih disumbangkan oleh segmen pendapatan berulang dari pengelolaan infrastruktur, yakni mencapai 59% dari total revenue, sementara properti dan real estate 38%% dan bisnis leisures & hospitality 3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper