Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS: Sektor Konsumer Menguat, Indeks S&P & Nasdaq Kembali Cetak Rekor

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 70,53 poin atau 0,34% ke level 21.082,95, sedangkan indeks Standard & Poors 500 naik 10,68 poin atau 0,44% ke posisi 2.415,07 dan Nasdaq Composite menguat 42,23 poin atau 0,69% ke 6.205,26.
Bursa AS Wall Street/Reuters-Carlo Allegri
Bursa AS Wall Street/Reuters-Carlo Allegri

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi pada perdagangan Kamis (25/5/2017), didorong oleh sektor consumer discretionary menyusul laporan kinerja positif Best Buy dan peritel lainnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 70,53 poin atau 0,34% ke level 21.082,95, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 naik 10,68 poin atau 0,44% ke posisi 2.415,07 dan Nasdaq Composite menguat 42,23 poin atau 0,69% ke 6.205,26.

Indeks sektor consumer discretionary ditutup menguat 0,9%, sementara indeks sektor ritel S&P 500 naik 1,6%.

Saham Best Buy melonjak 21,5% dan mencapai rekor tertinggi menyusul laporan penjualan yang melonjak pada kuartal pertama tahun 2017.

Sementara itu, saham pemegang merek Tommy Hilfiger, PVH, melonjak 4,8% ke level tertinggi 6 bulan terakhir menyusul laporan kinerja yang kuat, sedangkan saham Sears menguat 13,5% setelah membukukan laba kuartalan pertama dalam hampir dua tahun terakhir.

Selain itu, Indeks Volatilitas CBOE, patokan volatilitas pasar saham jangka pendek, turun ke level terendah dua pekan terakhir di level 9,72.

"Tidak ada ancaman yang jelas terlihat saat ini," kata Jimmy Chang, kepala strategi investasi Rockefeller & Co, seperti dikutip Reuters.

Namun, Jimmy mengingatkan, dengan valuasi saham yang relatif tinggi penguatan indeks lanjutan mungkin sulit terjadi tanpa adanya perkembangan dalam reformasi pajak AS yang dijanjikan oleh Donald Trump.

Selain laporan kinerja, risalah dari pertemuan Federal Reserve 2-3 Mei yang dirilis pada hari Rabu juga masih memberikan sentimen positif.

Seperti diketahui, risalah pertemuan tersebut menunjukkan bahwa pembuat kebijakan the Fed akan menaikkan suku bunga acuan segera, namun mereka sepakat untuk menundanya hingga adanya bukti bahwa perlambatan ekonomi yang terjadi hanya bersifat sementara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper