Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS: Indeks S&P & Dow Jones Berakhir Flat, Nasdaq Cetak Rekor Baru

Pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir mixed pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menyusul rilis data ekonomi dan ritel yang menunjukkan hasil variatif.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir mixed pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menyusul rilis data ekonomi dan ritel yang menunjukkan hasil variatif.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,01% ke 20.979,75, sedangkan indeks S&P 500 melandai 0,07% ke 2.400,67, turun dari rekornya di posisi 2.405,77 yang dibukukan pada hari itu.

Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite mampu menanjak 0,33% ke posisi 6.169,87, level penutupan tertinggi baru, ditopang oleh saham tekonologi.

Produksi manufaktur AS menunjukkan kenaikan terbesar dalam lebih dari tiga tahun di bulan April. Hal ini memperkuat pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi meningkat di awal kuartal kedua meskipun terjadi penurunan mengejutkan dalam pembangunan rumah.

Investor juga berhati-hati mengenai potensi tertundanya agenda reformasi perpajakan dan peraturan pemerintah menyusul kabar pada Senin malam bahwa Presiden Donald Trump telah mengungkapkan informasi yang sangat rahasia kepada menteri luar negeri Rusia mengenai rencana operasi Negara Islam (ISIS).

“Ada banyak data politik, namun tidak banyak data ekonomi yang mengubah gambaran,” kata Paul Nolte, manajer portofolio Kingsview Asset Management di Chicago, seperti dikutip dari Reuters (Rabu, 17/5/2016).

Perusahaan di bidang jaringan perbaikan rumah Home Depot melaporkan kinerja kuartal pertama yang lebih baik dari perkiraan, namun TJX Cos Inc., pemilik toko T.J. Maxx dan Marshalls, membukukan perlambatan pertumbuhan penjualan toko serta prediksi laba kuartal berjalan yang mengecewakan.

“Ini kombinasi antara laporan keuangan dan produksi industri yang lebih baik dari perkiraan, diimbangi dengan kekhawatiran tentang data ekonomi di masa mendatang dan fakta bahwa kami terus melihat penjualan ritel yang lemah,” ujar Kate Warne, ahli strategi investasi dari Edward Jones di St. Louis.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper