Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet melanjutkan relinya pada awal perdagangan hari ini (Selasa, 16/5/2017).
Dengan demikian, harga karet telah menguat untuk hari keenam berturut-turut setelah rebound 1,02% ke posisi 208,70 pada perdagangan Selasa (9/5).
Harga karet untuk pengiriman Oktober 2017, kontrak teraktif di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), pagi ini melesat 2,64% atau 5,80 poin ke 225,20 yen per kilogram (kg) pada pukul 10.13 WIB.
Pagi tadi, harga karet dibuka dengan kenaikan 0,50% di posisi 220,50.
Adapun pada perdagangan kemarin (Senin, 15/5), harga karet ditutup menguat 2,28% atau 4,90 poin ke 219,40, ditopang oleh kekhawatiran terhadap pasokan dari Thailand serta tren pelemahan mata uang yen Jepang.
Menurut Naohiro Niimura, partner Market Risk Advisory Kazuhiko Saito di Tokyo, penguatan karet pagi ini didukung oleh turunnya stok karet di Jepang.
“Penurunan stok karet di Jepang menunjukkan bahwa keseimbangan suplai dan permintaan menjadi lebih ketat,” katanya, seperti dikutip dari Bloomberg.
Jumlah persediaan karet mentah Jepang telah turun 29% sepanjang tahun ini.
Selain itu, ujar Niimura, penguatan pada Nikkei dan harga minyak turut menopang karet.
Penguatan harga minyak WTI berlanjut pagi ini, setelah ditutup melesat 2,11% atau 1,01 poin ke US$48,85 per barel pada sesi perdagangan sebelumnya, akibat pernyataan Rusia dan Arab Saudi atas keinginan memperpanjang upaya pemangkasan produksi hingga akhir kuartal pertama 2018.
Sementara itu, indeks Nikkei 225 hari ini dibuka menguat 0,42% atau 83,21 poin di posisi 19.953,06 meski kemudian naik tipis 6,42 poin ke 19.876,27 pada pukul 09.35 WIB.
Di sisi lain, nilai tukar yen menguat 0,29% atau 0,33 poin ke 113,47 yen per dolar AS pada pukul 10.18 WIB, setelah kemarin berakhir melemah 0,41% di posisi 113,80.
Pergerakan Harga Karet Kontrak Oktober 2017 di TOCOM
Tanggal | Harga (Yen/Kg) | Perubahan |
16/5/2017 (Pk. 10.13 WIB) | 225,20 | +2,64% |
15/5/2017 | 219,40 | +2,28% |
12/5/2017 | 214,50 | +0,33% |
11/5/2017 | 213,80 | +2,25% |
10/5/2017 | 209,10 | +0,19% |
Sumber: Bloomberg
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel