Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selasa (16/05) Investor Soroti Berita Berikut Ini

Investor menyoroti sejumlah berita yang berkembang di dalam dan luar negeri, sebagai acuan dalam pergerakan pasar bursa hari ini.
Aktivitas perdagangan di pelabuhan/Bisnis.com
Aktivitas perdagangan di pelabuhan/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Investor menyoroti sejumlah berita yang berkembang di dalam dan luar negeri, sebagai acuan dalam pergerakan pasar bursa hari ini.

Menurut Oso Securities, salah satu berita yang dipantai adalah rilis neraca perdagangan April 2017 yang mencapai US$1,24 miliar.

Selain berita tersebut, berikut berita yang menjadi sorotan investor hari ini

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan April 2017 surplus sebesar US$ 1,24 miliar.

Angka itu sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan surplus Maret 2017 yang tercatat sebesar US$ 1,23 miliar. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, baik ekspor maupun impor April 2017 turun dibanding Maret 2017. Namun, ekspor dan impor April masih lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Ekspor April 2017 tercatat sebesar US$ 13,17 miliar, turun 10,30% dibanding bulan sebelumnya dan naik 12,63%. Penurunan dibanding bulan lalu tersebut kata Suhariyanto melanjutkan historis sejak April 2012. Sementara nilai impor tercatat sebesar US$ 11,93 miliar, turun 10,2% dibanding Maret 2017 dan naik 10,31% Year on Year (YoY). Dengan demikian, total ekspor dan impor Januari-April sebesar US$ 53,86 miliar dan US$ 48,53 miliar sehingga surplus total surplus neraca perdaganganJanuari-April mencapai US$ 5,33 miliar.

Harga komoditas ini sebabkan ekspor April turun
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan April 2017 surplus US$ 1,24 miliar. Surplus tersebut disumbang oleh nilai ekspor yang tercatat sebesar US$ 13,17 miliar dan impor US$ 11,93 miliar. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan sejumlah harga komoditas di bulan April lalu membuat nilai ekspor April 2017 turun 10,3% dibanding Maret. Walaupun nilai ekspor tersebut masih lebih tinggi 12,63% dibanding April 2016. Sejalan dengan penurunan nilai ekspor, volume ekspor juga turun 8,69% MoM. Walaupun naik 10,8% year on year (YoY). Lebih lanjut menurutnya, penurunan tersebut juga disebabkan oleh penurunan barang-barang ekspor migas sebesar 35,36% month on month (MoM), karena penurunan hasil minyak 51,89%, gas turun 18,11%, dan minyak mentah 50,65%.

Sentimen Arab dan Rusia, minyak Brent ke US$ 52

Harga minyak dunia kemarin (15/5) melonjak hingga 2% ke level US$ 52 per barel. Berdasarkan data Reuters, pada pukul 08.47 waktu London, harga mintak Brent naik US$ 1,2 menjadi US$ 52,04 per barel. Dan harga rata-rata harian minyak Brent adalah US$ 52,26 per barel, yang merupakan level tertinggi sejak 26 April lalu. Sementara itu, harga minyak WTI naik US$ 1,18 menjadi US$ 49,02 per barel. Kondisi ini terjadi setelah eksportir utama Arab Saudi dan Rusia mengatakan pemangkasan suplai minyak diperlukan hingga 2018 mendatang. Seperti yang dikutip Reuters, menteri energi kedua negara pada Senin ini menjelaskan pemangkasan suplai minyak dapat diperpanjang hingga sembilan bulan, yakni sampai Maret 2018. Hal itu lebih lama dari opsi perpanjangan sebelumnya yaitu selama enam bulan. Sebelumnya, harga minyak sudah mendapat sokongan dari kesepakatan pemangkasan suplai. Sayang, cadangan minyak AS yang masih tinggi dan peningkatan produksi minyak oleh negara lain seperti AS, menahan harga minyak di bawah US$ 60.

Di China, Jokowi pamer proyek infrastruktur RI

Presiden Joko Widodo memamerkan upaya pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan Indonesia di bawah pemerintahannya kepada China dan 28 kepala negara dan pemerintahan yang hadir dalam The Belt and Road Forum for International Cooperation di China awal pekan ini. Pertama yang dia tunjukkan adalah keberaniannya dalam mamangkas lebih dari 80% alokasi subsidi BBM dan mengalihkan anggarannya untuk pembangunan infrastruktur. Jokowi mengatakan, langkah tersebut telah menciptakan ruang fiskal US$ 15 miliar per tahun.

Darmin: Meski turun, kinerja ekspor masih bagus

Pemerintah memandang ekspor Indonesia selama empat bulan pertama tahun ini menunjukkan kinerja yang baik. Hal tersebut menjadi bekal untuk mendorong ekonomi Indonesia tahun 2017. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, kinerja ekspor Indonesia secara umum di tahun ini masih menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan tahun lalu. Walaupun nilai ekspor di bulan April 2017, lebih rendah dibanding Maret 2017. Menurut Darmin, total ekspor Januari hingga April 2017 yang mencatatkan pertumbuhan hingga dua digit, sebesar 18,63% year on year (YoY), masih bisa diandalkan sebagai salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi tahun ini. Daya beli buruh tani tersokong deflasi perdesaan

Daya beli buruh tani nasional per April 2017 meningkat dari bulan sebelumnya.

Peningkatan tersebut terbantu dengan indeks harga konsumen(IHK) perdesaan yang mencatatkan deflasi pada bulan lalu. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, rata-rata upah nominal buruh tani pada April 2017 sebesar Rp 49.638 atau naik 0,33% dibanding bulan sebelumnya. Sementara, IHK perdesaan pada bulan lalu sebesar 0,29%. Meski demikian, kondisi sebaliknya terjadi pada buruh bangunan dan buruh potong rambut wanita perkotaan, yaitu daya belinya justru menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper