Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS: The Fed Pertahankan Suku Bunga, Indeks S&P 500 Turun Tipis

Bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir di posisi lebih rendah pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB)

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir di posisi lebih rendah pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), sementara dolar AS naik bersama imbal hasil obligasi setelah bank sentral AS Federal Reserve mengindikasikan ketidakkhawatirannya terhadap kondisi ekonomi akhir-akhir ini.

Indeks Nasdaq Composite ditutup turun 0,3%, setelah berakhir di level tertingginya pada perdagangan Selasa.

Saham Apple turun dari rekornya, meskipun telah pulih dari pelemahan terburuknya selama sesi perdagangan, sedangkan saham Akami Technologies Inc. merosot 15%, menyusul laporan keuangan yang mengecewakan.

Sementara itu, indeks S&P 500 mampu mengikis pelemahannya selam 30 menit terakhir perdagangan. Indeks S&P 500 turun 0,1% ke posisi 2.388,13, dengan saham finansial mengalami kenaikan terbesar seiring naiknya imbal hasil obligasi.

Seperti dikutip dari Bloomberg (Kamis, 4/5/2017), keputusan terbaru The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level saat ini seraya mengindikasikan tidak khawatir dengan kondisi ekonomi, telah mengangkat kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama.

Imbal hasil obligasi 10-tahun naik melebihi 2,3%, sementara harga minyak mentah cenderung flat setelah mengikis pelemahannya akibat data penurunan jumlah stok Amerika Serikat (AS) yang lebih kecil dari perkiraan.

The Fed menyatakan risiko jangka pendek terhadap perekonomian tampak kurang lebih seimbang, dengan tingkat inflasi yang mendekati target 2% dan tingkat pengangguran menghampiri level yang dinilai konsisten dengan mandat kepegawaian maksimal.

Sejumlah saham membukukan pelemahan setelah laporan keuangan Apple Inc. yang mengecewakan memperlambat penguatan pada saham teknologi, yang sebelumnya telah mendorong indeks saham utama menuju rekornya.

Di sisi lain, laporan payroll swasta yang dirilis pada Rabu menunjukkan kenaikan lebih cepat dari prediksi dan indeks jasa berkembang lebih dari yang diproyeksikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper