Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menanti Pemangkasan Produksi, Harga Minyak Memanas

Harga minyak mentah kembali memanas karena pasar menantikan sentimen dari upaya perpanjangan pemangkasan produksi OPEC.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Harga minyak mentah kembali memanas karena pasar menantikan sentimen dari upaya perpanjangan pemangkasan produksi OPEC.

Pada penutupan perdagangan Jumat (28/4/2017), harga minyak WTI kontrak Juni 2017 naik 0,36 poin atau 0,74% menuju US$49,33 per barel. Adapun harga Brent kontrak Juni 2017 meningkat 0,07 poin atau 0,14% menjadi US$51,89 per barel.

OPEC dan negara-negara produsen minyak mentah lainnya berjanji memangkas suplai baru sekitar 1,8 juta barel per hari (bph) pada Januari 2017-Juni 2017. Tujuannya adalah mengangkat harga minyak yang mengalami tren menurun pada dua tahun belakangan.

Bahkan organisasi membuka kemungkinan memperpanjang masa pemangkasan suplai hingga paruh kedua 2017. Rencananya, kesepakatan perpanjangan itu akan diputuskan dalam rapat para menteri negara anggota OPEC pada 25 Mei 2017 di Wina, Austria.

David Lennox, resource analyst Fat Prophets di Sydney, langkah OPEC dan negara produsen sekutu yang masih dalam tahap pemangkasan produksi menjadi sentimen positif bagi harga.
Namun, faktor tersebut berkebalikan dengan sentimen AS.

Pada Rabu (26/4/2017) waktu setempat, U.S. Energy Information Administration (EIA) melansir data stok minyak AS dalam sepekan yang berakhir Jumat (21/4/2017) turun 3,64 juta barel menjadi 528,70 juta barel. Ini merupakan pemerosotan dalam tiga minggu berturut-turut.

Sementara tingkat produksi minyak AS naik 13.000 barel per hari (bph) menuju 9,27 juta barel per hari (bph), yang menjadi level tertinggi sejak Agustus 2015. Sebelumnya pada Desember 2016, AS konsisten menahan produksi di level 8,7 juta bph.

"Tren produksi AS yang terus meningkat membebani harga minyak," tutur Lennox seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (28/4/2017).

Selain itu, persediaan bensin sepekan juga meningkat 3,4 juta barel. Sentimen ini mengindikasikan berkurangnya permintaan dari Paman Sam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Fajar Sidik
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper