Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDY Anggarkan Capex US$88,1 Juta Tahun Ini

Emiten energi terintegrasi PT Indika Energy Tbk. mengganggarkan dana belanja modal tahun ini sebesar US$88,1 juta.

Bisnis.com, JAKARTA— Emiten energi terintegrasi PT Indika Energy Tbk. mengganggarkan dana belanja modal tahun ini sebesar US$88,1 juta.

Anggaran belanja modal tahun ini meningkat drastis dibandingkan realisasi belanja modal tahun lalu sebesar US$22 juta, juga lebih tinggi dibandingkan anggaran belanja modal 2015 yang senilai US$58,7 juta.

Azis Armand, Direktur Indika Energy mengatakan, normalnya anggaran belanja modal perseroan per tahun adalah sekitar US$70-an juta hingga US$80-an juta. Alhasil, dengan rencana alokasi sebesar US$88,1 juta pada tahun ini, alokasi belanja modal emiten dengan kode INDY tersebut sudah kembali normal.

“Normalnya belanja modal kita secara keseluruhan kalau tidak ada aksi korporasi yang signifkan dan penambahan kapasitas adalah sekitar itu. Tahun ini pun kembali pada normalnya,” katanya dalam acara paparan publik perseroan, Kamis (27/4/2017).

Adapun, mayoritas belanja modal perseroan adalah dari anak usahanya yakni PT Petrosea Tbk. sebesar US$68,3 juta. Menurutnya, sekitar 60%--70% dari anggaran belanja modal Petrosea adalah untuk pengadaan peralatan.

Pemenuhan kebutuhan belanja modal Petrosea cukup banyak mengandalkan utang. Sementara itu, kebutuhan belanja modal dari entitas anak lainnya dipenuhi sepenuhnya dari kas internal.

Adapun, kebutuhan belanja modal lainnya yakni untuk PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. sebesar US$11,5 juta, IE Holding US$600 ribu, dan resources US$7,7 juta.

“Jika ditotal, lebih dari US$50 juta kebutuhan belanja modal tahun ini akan dipenuhi dari kas internal, sisanya dari pinjaman,” katanya.

Awal tahun ini, perseroan baru saja menerbitkan notes global baru senilai US$265 juta untuk keperluan refinancing notes sebesar US$171 juta yang jatuh tempo pada Mei 2018. Notes baru tersebut jatuh tempo pada 2022.

Aizs mengatakan, setelah aksi korporasi tersebut, perseroan belum merencanakan aksi korporasi baru untuk ditindaklanjuti tahun ini untuk memenuhi kebutuhan pendanaan perseroan.

Adapun, hingga kuartal pertama tahun ini, kas perseroan tercatat senilai US$227 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper