Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA JEPANG: Komentar Gubernur BoJ Bebani Yen, Nikkei 225 & Topix Naik Tajam

Pergerakan bursa saham Jepang berakhir dengan kenaikan lebih dari satu persen pada perdagangan hari ini, Jumat (21/4/2017), seiring pelemahan kinerja yen setelah Gubernur BoJ menyatakan akan mempertahankan kebijakan moneter akomodatif.
Bank of Japan/REUTERS
Bank of Japan/REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Jepang berakhir dengan kenaikan lebih dari 1% pada perdagangan hari ini, Jumat (21/4/2017), seiring pelemahan kinerja yen setelah Gubernur BoJ menyatakan akan mempertahankan kebijakan moneter akomodatif.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan kenaikan 0,87% atau 12,83 poin di level 1.485,64 dan berakhir menguat 1,07% atau 15,77 poin ke 1.488,58.

Dari 1.996 saham pada indeks Topix, 1.637 saham di antaranya menguat, 277 saham melemah, dan 82 saham stagnan.

Adapun indeks Nikkei 225 ditutup menguat 1,03% atau 190,26 poin ke level 18.620,75, setelah dibuka dengan kenaikan 0,88% atau 161,33 poin di 18.591,82.

Sebanyak 202 saham menguat, 18 saham melemah, dan 5 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham Tokyo Electron Ltd. yang melejit 4,10% menjadi pendorong utama terhadap penguatan Nikkei, diikuti oleh SoftBank Group Corp. yang menanjak 1,25% dan Daikin Industries Ltd. yang melesat 2,10%.

Sementara itu, nilai tukar yen siang ini terpantau melemah tipis 0,01% atau 0,01 poin ke 109,33 pada pukul 13.53 WIB, setelah dibuka stagnan di posisi 109,32.

Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda menyatakan bahwa bank sentral Jepang tersebut akan melanjutkan kebijakan moneter akomodatifnya serta mempertahankan laju pembelian aset saat ini untuk beberapa lama.

“Sementara ekonomi Jepang terlihat lebih baik dari yang diperkirakan beberapa bulan lalu, tingkat inflasi masih cukup lamban,” ujar Kuroda dalam suatu wawancara di New York, seperti dikutip dari Bloomberg.

Berbicara sekitar sepekan sebelum pertemuan kebijakan BoJ berikutnya, dimana para pembuat kebijakan akan memperbarui proyeksi untuk pertumbuhan dan harga konsumen, Kuroda juga menyatakan bahwa nilai tukar dapat mempengaruhi inflasi dalam jangka pendek dan bahwa jika yen terapresiasi, ada kemungkinan penundaan tercapainya target harga 2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper