Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Politik Global Memanas, Emas Bisa Sentuh US$1.350 per troy ounce

Harga emas berpeluang mencapai level US$1.350 per troy ounce seiring dengan meningkatnya inflasi serta memanasnya ketegangan geopolitik di Rusia, Suriah, dan Korea Utara.
Harga emas/Reuters
Harga emas/Reuters
Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berpeluang mencapai level US$1.350 per troy ounce seiring dengan meningkatnya inflasi serta memanasnya ketegangan geopolitik di Rusia, Suriah, dan Korea Utara.
 
Daniela Corsini, analis bank Intesa Sanpaolo SpA di Milan, mengatakan grafik harga emas bisa membentuk pola "V" pada tahun ini. Anjloknya harga di pertengahan 2017 terjadi akibat proyeksi Federal AS yang kembali menaikkan suku bunga.
 
Sebagai informasi, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menuju 0,75%-1% pada Rabu (15/3/2017). Bank Sentral AS itu rencananya akan mengerek suku bunga sebanyak tiga kali pada 2017.
 
Corsini menuturkan, emas akan mulai bangkit kembali setelah mengalami periode anjlok. Pada penghujung 2017, harga diprediksi mencapai US$1.350 per troy ounce.
 
Pada perdagangan Rabu (19/4/2017) pukul 10:56 WIB, harga emas gold spot menurun 3,18 poin atau 0,25% menjadi US$1.286,68 per troy ounce (Rp550.148,93 per gram). Ini menunjukkan harga meningkat 12,13% sepanjang tahun berjalan. 
 
Adapun pada penutupan perdagangan Selasa (18/4/2017), harga emas naik 5,05 poin atau 0,39% menuju US$1.289,76 per troy ounce (Rp551.465,86 per gram). Ini merupakan level tertinggi sejak 7 November 2016.
 
"Pasar pasti mengalami kegugupan di tengah ketidakpastian. Dan jika data ekonomi AS tetap kuat, emas akan memainkan perannya sebagai aset lindung nilai inflasi," paparnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (19/4/2017).
 
Menurut data Bloomberg, Daniela Corsini merupakan analis terbaik yang bisa memprediksi harga emas pada kuartal I/2017. Peringkat terhadap analis berdasar kepada margin of error, ketepatan waktu (timming), dan akurasi proyeksi.
 
Corsini melanjutkan, harga emas juga didorong oleh memanasnya politik di Eropa menjelang pemilihan umum di Perancis, Jerman, dan Britania Raya. Adapun dari sisi fisik, permintaan India akan mengami perbaikan, sehinga turut menopang harga logam mulia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper