Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RELIANCE SECURITIES: Rawan Koreksi, Support Terjaga di 5.600

PT Reliance Securities memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (13/4/2017) rawan tertekan
Karyawan berjalan didekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan berjalan didekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA--PT Reliance Securities memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (13/4/2017) rawan tertekan.

Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan secara teknikal, IHSG terkonsolidasi namun masih berada di bawah MA7. Artinya, penguatan pada hari ini belum dapat mengkonfirmasikan pembalikan arah pergerakan lebih lanjut.

Adapun, indikator stochastic pun masih terperosok bearish menuju area oversold dengan RSI yang masih cukup tinggi dari segi Momentum. "Sehingga diperkirakan IHSG masih rawan akan bergerak tertekan pada perdagangan selanjutnya dengan range pergerakan 5.600-5.680," katanya dalam riset.

Saham-saham yang dapat dicermati hari ini diantaranya BMRI, BTPN, EXCL, LSIP, MPPA, PGAS.

Sementara itu, bursa di Asia mixed di mana indeks saham Jepang meluncur gap down dengan ditutup -1% sedangkan Indeks saham di Hongkong ditutup menguat signifikan. Reboundnnya mata uang di Asia termasuk Yen menjadi trigger negatif indeks saham Jepang. Sedangkan IHSG ditutup menguat tipis 16,22 poin sebesar 0,29% di level 5.644,15 dengan volume yang cenderung moderate.

Adapun, bursa Eropa dibuka mayoritas menguat karena hasil dari Daimler AG diharapkan mengimbangi kehati-hatian akhir2 ini. Aset haven termasuk emas dan treasuri menguat seiring harga minyak yang naik atas perpanjangan pemotongan produksi di Arab Saudi. Saham saham otomotif rata-rata menyatakan laba kuartal pertama naik dua kali lipat karena lonjakan permintaan diawal tahun.

"Sentimen selanjutnya akan dibanjiri data eksport import dari Tiongkok dan Neraca perdagangannya. Tingkat inflasi di sebagian negara bagian Eropa dan Tingkat pengangguran di AS."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper