Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FIRST ASIA: Rekomendasi Beli ANTM, Target Harga 1.000

First Asia Capital merekomendasi beli saham PT Aneka Tambang Persero Tbk (ANTM) dengan target harga saham Rp1.000 per lembar
Emas./.
Emas./.

Bisnis.com, JAKARTA- First Asia Capital merekomendasi beli saham PT Aneka Tambang Persero Tbk (ANTM) dengan target harga saham Rp1.000 per lembar.

Saat ini, pk. 11.22 WIB, harga saham ANTM berada di angka 755, seperti dikutip Bloomberg.

“Kami melakukan valuasi dengan asumsi moderat dan mendapatkan hasil harga wajar di atas 1.000. Oleh karena itu kami merekomendasikan beli dengan target harga 1.000,” Analis First Asia Capital David Sutyanto dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (2/3/2017).

Dikemukakan setelah mengalami kerugian dalam beberapa waktu terakhir, ANTM mulai bangkit dan membukukan keuntungan.

David mengatakan sederet sentimen positif dan perbaikan kinerja menanti ANTM di masa depan.

Dia mengatakan ANTM merupakan salah satu produsen feronikel berbiaya rendah di dunia dengan capaian biaya tunai unaudited sebesar US$3,39 per pon di tahun 2016. 

Capaian ini berarti terjadi penurunan biaya tunai sebesar 21% jika dibandingkan biaya tunai feronikel tahun 2015 sebesar US$4,31 per pon. 

Seiring dengan trend peningkatan harga nikel dunia, yang turut didorong oleh ditutupnya beberapa tambang nikel di Filipina, maka ANTM optimistis untuk dapat meningkatkan marjin keuntungan dari bisnis nikel di tahun 2017. 

Outlook positif bisnis nikel Antam di 2017 juga disebabkan adanya peningkatan target produksi sebesar 19% menjadi 24.100 ton nikel dalam feronikel (TNi) dari realisasi produksi 2016 sebesar 20.293 TNi.

David mengemukakan ANTM menorehkan capaian produksi dan penjualan feronikel tertinggi sepanjang sejarah perusahaan untuk kinerja tahun 2016.

Pada tahun 2016, Antam mencatatkan produksi feronikel sebesar 20.293 ton nikel dalam feronikel (TNi), sementara penjualan feronikel tercatat sebesar 20.888 TNi.Sepanjang tahun 2016, volume produksi feronikel tercatat sebesar 20.293 ton TNi, naik 18% jika dibandingkan volume produksi tahun 2015 sebesar 17.211 TNi. Sementara volume penjualan feronikel di 2016 tercatat sebesar 20.888 TNi atau naik 12% dibandingkan penjualan tahun 2015 sebesar 18.643 TNi.

Dia mengemukakan ANTM memiliki basis pelanggan yang terdiversifikasi dan memiliki relasi jangka panjang dengan konsumen yang terpercaya.

Terkait feronikel, di tahun 2016 38% volume penjualan Antamdiekspor ke Korea Selatan, 34% diekspor ke Tiongkok dan 23% diekspor ke India.

Sementara itu  untuk komoditas emas konsumen utama Antam adalah produsen perhiasan.

David mengemukakan Antam merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor.

Antam memiliki pangsa pasar utama di Eropa dan Asia.

Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan Antam mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit dan batu bara.

Menilik dari data disamping, emas masih menjadi komoditas utama dalam komposisi penjualan ANTAM di tahun 2016 sebesar 71% dari total penjualan.

Hal ini menjadi indikasi bahwa komoditas emas menjadi tulang punggung pendapatan perusahaan. Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumber daya yang dimiliki, Antam membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra internasional untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang yang menghasilkan keuntungan.

Antam didirikan dengan nama "Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang" di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1968.

Kegiatan usaha perseroan telah dimulai sejak tahun 1968 ketika perseroan didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara melalui merjer dari beberapa perusahaan tambang dan proyek tambang milik pemerintah, yaitu Badan Pimpinan Umum Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara, Perusahaan Negara Tambang Bauksit Indonesia, Perusahaan Negara Tambang Emas Tjikotok, Perusahaan Negara Logam Mulia, PT Nickel Indonesia, Proyek Intan dan Proyek-proyek Bapetamb. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 Perseroan menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia.

Pada tahun 1999, Perseroan mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing.

Proses penambangan dan pengolahan sumber daya alam hingga menjadi barang jadi berupa ferronickel, emas, dan alumina.  

 

FIRST ASIA: Rekomendasi Beli ANTM, Target Harga 1.000

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper