Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Melesat, Bakrie Sumatera (UNSP) Proyeksi Produksi 2017 Stagnan

Meski harga batu minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) meroket, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (UNSP) memerkirakan produksi pada tahun depan akan stagnan.
Seorang pekerja memuat bongkahan kelapa sawit ke atas mobil truk di pinggir jalan raya Palembang-Prabumulih, Sumsel/Antara
Seorang pekerja memuat bongkahan kelapa sawit ke atas mobil truk di pinggir jalan raya Palembang-Prabumulih, Sumsel/Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Meski harga batu minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) meroket, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (UNSP) memerkirakan produksi pada tahun depan akan stagnan.

Direktur & Investor Relations PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (UNSP) Andi W. Setianto, mengatakan rebound harga CPO menjadi harapan baru bagi perseroan. Namun, dia memerkirakan produksi CPO pada tahun depan minimum stagnan bila dibandingkan dengan tahun ini.

Harga CPO terus menukik sejak 2015 dan 2016. Namun, menjelang akhir tahun ini, harga CPO mulai menanjak naik setelah terjadi El Nino yang membuat inventory di Malaysia menipis. Akhirnya, harga CPO merangkak naik.

Menurut dia, harga komoditas sawit membaik di level bulanan terendah US$530 per ton free on board (FOB) Malaysia pada Januari ke level tertinggi US$690 pada September 2016. Di sisi lain kebijakan pungutan CPO fund US$50 per ton untuk subsidi program biodiesel nasional menyebabkan diskon harga CPO domestik yang diterima perseroan dan petani dari menjual CPO dan fres fruit bunch di pasar lokal.

"Dari dalam negeri juga bikin biodiesel yang membuat harga CPO domestik menguat. Padahal, harga minyak mentah dunia masih di kisaran US$50 per barel. Harga CPO masih syclical high sampai semester I/2017," ujarnya Senin (5/12/2016).

Dia memerkirakan, dampak El Nino membuat produksi masih terbilang rendah pada paruh pertama tahun depan. Produksi tandan buah segar diproyeksi bakal mulai meningkat pada semester II/2017. Sehingga, harga CPO diproyeksi masih berlanjut penguatan hingga awal tahun.

Harga CPO sepanjang tahun depan diperkirakan masih bullish, lebih tinggi bila dibandingkan dengan 2016. Namun, produksi CPO secara nasional diproyeksi bakal terkoreksi 10%-15% pada tahun ini dibandingka dengan periode 2015.

Perseroan memerkirakan produksi CPO tahun depan bakal stagnan 200.000 ton, sama dengan sepanjang tahun ini. Tahun depan, perseroan menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) senilai RP100 miliar-Rp150 miliar untuk replanting.

Direktur UNSP Boey Chee Weng menambahkan replanting yang dilakukan perseroan rerata mencapai 4% dari total kebun tertanam 59.951 Hektare. Tahun depan, perseroan juga tidak berencana untuk akuisisi kebun baru, hanya fokus replanting dan penyelesaian pabrik downstream.

"Tahun depan rencana replanting, sudah ada tanaman tua yang harus diganti. Dengan replanting, sekitar 2,5-3 tahun ke depan kami harapkan sudah ada produksi baru untuk penyeimbang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper