Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Indonesia November Turun Jadi US$43,25 per Barel

Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) November turun US$3,39 per barel dari US$47,55 pada Oktober menjadi US$43,25 per barel.
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) November turun US$3,39 per barel dari US$47,55 pada Oktober menjadi US$43,25 per barel. 

Berdasarkan laman Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, harga minyak mentah Indonesia kembali turun setelah menguat pada September. 

Harga SLC bulan November juga turun sebesar US$3,02 per barel dari US$47,55 per barel pada Oktober 2016 menjadi US$44,53 per barel. Adapun penurunan harga minyak tersebut mengikuti harga minyak acuan seperti Brent (ICE) yang turun US$4,31 per barel dari US$51,39 per barel menjadi US$47,08 per barel, WTI (Nymex) turun US$4,18 per barel dari US$49,94 per barel menjadi US$45,76 per barel dan Basket OPEC turun US$4,73 per barel dari US$47,87 per barel menjadi US$43,14 per barel.

Menurut Tim Harga Minyak Indonesia, penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional disebabkan oleh produksi negara pengekspor minyak (the organization of petroleum exporter countries/OPEC). Berdasarkan IEA (International Energy Agency) pada November 2016, produksi minyak mentah OPEC pada Oktober 2016 naik sebesar 230.000 barel per hari (bph) menjadi sebesar 33,83 juta bph dibandingkan produksi minyak mentah pada September 2016 yaitu sebesar 33,60 juta bph.

Sementara, berdasarkan laporan OPEC, proyeksi permintaan minyak mentah global 2016 turun sebesar 10.000 bph menjadi sebesar 94,40 juta bph dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya yaitu sebesar 94,39 juta bph. Di sisi lain, jumlah rig pengeboran secara global pada Oktober 2016 bertambah sebanyak 42 rig menjadi 1.699 rig dibandingkan jumlah rig pengeboran di September 2016 yaitu sebanyak 1.657 rig.

Faktor lainnya yang juga berkontribusi terhadap turunnya harga minyak yakni stok minyak mentah komersial, gasolin dan distilate. Dari laporan EIA, ketersediaan minyak mentah komersial naik 5,5 juta barel menjadi 488,1 juta barel, stok gasolin naik 2,3 juta barel menjadi 226,1 juta barel dan distillate naik 3,6 juta barel menjadi 154,2 juta barel.

Di samping itu, menguatnya nilai tukar Dolar Amerika Serikat dibandingkan Euro, Poundsterling dan Yen serta sikap pesimistis pelaku pasar terhadap kesepakatan anggota OPEC dalam sidang untuk memangkas produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper