Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Batu Bara Bumi Resources (BUMI) Capai 64,6 Juta Ton

Emiten milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. mencatatkan penjualan batu bara hingga akhir September 2016 meningkat 10,7% menjadi 64,6 juta ton.
PT Bumi Resources Tbk/Istimewa
PT Bumi Resources Tbk/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA--Emiten milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. mencatatkan penjualan batu bara hingga akhir September 2016 meningkat 10,7% menjadi 64,6 juta ton.

Dileep Srivastava, Direktur & Corporate Secretary Bumi Resources, mengatakan penjualan batu bara perseroan sepanjang tahun berjalan lebih tinggi dari periode yang sama pada 2015 sebanyak 58,4 juta ton.

Penjualan Arutmin sebagai anak usaha, meningkat sebesar 37,5% menjadi 7,9 juta ton pada kuartal III/2016 dibandingkan dengan sebelumnya 5,7 juta ton.

Sedangkan, penjualan PT Kaltim Prima Coal naik 16,2% menjadi 14,8 juta ton dari 12,7 juta ton.

"Perseroan berharap untuk mampu melebihi target penjualan batu bara lebih dari 85 juta ton tahun ini dengan harga jual rata-rata yang lebih tinggi pada kuartal IV/2016," katanya dalam keterangan pers, Rabu (2/11/2016).

Emiten bersandi saham BUMI tersebut mencatat peningkatan penambangan batu bara sebesar 4,5% menjadi 62,7 juta ton hingga 30 September 2016.

Perolehan itu naik dari capaian periode yang sama tahun lalu sebanyak 60 juta ton.Lebih khusus, jumlah batu bara yang ditambang Arutmin meroket 43,9% menjadi 8 juta ton pada kuartal III/2016.

Padahal, periode yang sama tahun lalu, Arutmin hanya mampu memproduksi batu bara 5,5 juta ton.Pada saat bersamaan, nisbah kupas (overburden) gabungan berkurang 2,5% menjadi 7,1 pada periode Januari-September 2016 dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 7,3.

Penurunan disebabkan adanya pengurangan 4,8% di KPC yang diklaim sebagai efisiensi biaya.Sementara itu, realisasi harga rerata batu bara pada hingga September 2016 mencapai US$40,1 per ton, lebih rendah dari sebelumnya US$45,7 per ton.

Koreksi 12,4% itu disebabkan oleh kondisi pasar dan pelaksanaan kontrak-kontrak sebelumnya.

"Namun demikian, harga jual rata-rata tersebut mulai menunjukkan tren peningkatan sejak triwulan II/2016 dan diharapkan terus membaik di triwulan IV/2016 serta tahun berikutnya," kata dia.

Biaya kas produksi, katanya, turun secara tajam menjadi US$26,8 per ton pada paruh pertama 2016, dibandingkan dengan US$34,8 per ton pada 2014, dan US$30,2 per ton pada 2015.

Biaya kas produksi telah turun US$8,2 per ton sejak Desember 2014.Manajamen BUMI belum merilis kinerja keuangan kuartal III/2016 yang ditargetkan akan rampung proses audit pada Desember 2016.

Adapun, proses voting akhir oleh kreditur atas rencana perdamaian perseroan dijadwalkan akan digelar pada 9 atau 10 November 2016.Dileep menuturkan, manfaat yang akan diperoleh perseroan dari penyelesaian restrukturisasi utang, telah disampaikan kepada BEI.

Tim pengurus restrukturisasi utang mengklaim perdamaian BUMI akan segera terwujud setelah adanya persetujuan dari sejumlah kreditur separatis.

Salah satu pengurus restrukturisasi utang BUMI William E. Daniel mengatakan pembahasan masih akan dilakukan dengan kreditur, tetapi hanya masalah minor.

Dua kreditur separatis yang bisa mempengaruhi hak suara mayoritas disebut sudah siap mendukung.

"CIC (China Investment Corp) dan CDB (China Development Bank) sudah oke, jadi restrukturisasi akan berjalan mulus," kata William kepada Bisnis, Minggu (30/10/2016).

Dia menuturkan nilai saham yang digunakan untuk konversi utang para kreditur sudah sesuai dengan kesepakatan bersama. BUMI menurunkan nilainya dari dari Rp1.034 menjadi Rp950,13 per lembar saham.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Bisnis, Direktur Keuangan BUMI Andrew C. Beckham mengaku telah melakukan pertemuan di Beijing guna melakukan perubahan proposal perdamaian pada 28 Oktober 2016.

Dia menuturkan ada sedikit perubahan klausul dalam proposal perdamaian yang akan disiapkan untuk pelaksanaan voting pada 9 November 2016.

"Saya telah menyiapkan daftar yang diperlukan sebelum pelaksanaan voting," kata Beckham seperti dikutip dalam dokumen yang diterima Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper