Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Emiten Barang Konsumsi Cemerlang, Saham INDF dan GGRM Menguat Jangka Pendek

Mandiri Sekuritas memaparkan kinerja emiten konsumer barang konsumsi cukup kuat pada kuartal III/2016. Adapun, saham PT Gudang Garam Tnk. (GGRM) dan PT Indoffod Sukses Makmur Tbk. (INDF) berpotensi menguat jangka pendek.
 Mandiri Sekuritas memaparkan kinerja emiten konsumer barang konsumsi cukup kuat pada kuartal III/ilustrasi
Mandiri Sekuritas memaparkan kinerja emiten konsumer barang konsumsi cukup kuat pada kuartal III/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA— Mandiri Sekuritas memaparkan kinerja emiten konsumer barang konsumsi cukup kuat pada kuartal III/2016. Adapun, saham PT Gudang Garam Tnk. (GGRM) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) berpotensi menguat jangka pendek.

Analis Mandiri sekuritas Hadiyansyah mengatakan kinerja kuartal III/2016 emiten sektor barang konsumsi cukup kuat meskipun ada beberapa emiten yang lemah. Kenaikan harga dan efek dari persediaan bahan baku yang berharga lebih murah membatu meningkatkan margin emiten konsumer barang konsumsi.

Menurutnya, sejumlah emiten diuntungkan dari peluncuran produk yang agresif, dan harga produk yang rendah masih tetap dominan.

“Kenaikan pada mass market tidak begitu berarti. Kami masih tetap merekomendasi neutral, dengan INDF dan GGRM masih tetap menjadi pilihan utama,” katanya dalam riset yang diterima, Rabu (2/11/2016).

Menurutnya, saat ini GGRM dan INDF masih berpotensi menguat (bullish) dalam jangka pendek dengan potensi pergerakan harga (support-resistance) masing-masing pada Rp67.000-Rp71.000 dan Rp8.500-Rp9.200.

Sebagai informasi, sepanjang sembilan bulan pertama di 2016, INDF membukukan kenaikan penjualan bersih konsolidasi sebesar 4,8% menjadi Rp49,87 triliun dari rp47,56 triliun di periode yang sama tahun lalu.

Adapun, kelompok usaha strategis produk konsumen bermerek (CBP), Bogasari, Agribisnis dan distribusi masing-masing memberikan kontribusi sekitar 52%, 23%, 17%, dan 8% terhadap total penjualan neto konsolidasi.

Laba usaha tumbuh 9,4% menjadi Rp5,93 triliun dari Rp5,42 triliun dan marjin laba usaha naik menjadi 11,9% dan 11,4%. Sementara, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 92,5% menjadi Rp3,24 triliun dari Rp1,68 triliun terutama disebabkan oleh laba selisih kurs tahun ini dibandingkan dengan rugi selisih kurs pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, GGRM mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp4,60 triliun atau tumbuh 11,92% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,11 triliun.

Pertumbuhan laba bersih tersebut seiring dengan naiknya penjualan rokok perseroan. Per September 2016, perseroan berhasil mencatat penjualan Rp56,21 triliun atau naik 10,19% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp51,01 triliun.

Adapun, penjualan rokok lokal masih mendominasi dengan Rp53,84 triliun atau naik 10,26% dari penjualan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp48,83 triliun. Penyumbang terbesar penjualan lokal adalah sigaret kretek mesin (SKM) dengan penjualan Rp48,33 triliun, sedangkan pada periode sebelumnya hanya Rp44,06 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper