Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Sawit Turun, Penjualan DSNG Melorot 19,9%

Sepanjang Januari-September 2016, emiten perkebunan PT Dharma Satya Nusantara Tbk. meraih penurunan penjualan bersih sebesar 19,9% year-on-year menjadi Rp2,64 triliun.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Sepanjang Januari-September 2016, emiten perkebunan PT Dharma Satya Nusantara Tbk. meraih penurunan penjualan bersih sebesar 19,9% year-on-year menjadi Rp2,64 triliun.

Direktur Utama Perseroan Andrianto Oetomo mengatakan penjualan bersih terdiri dari penjualan produk kelapa sawit sebesar Rp1,89 triliun atau turun 15,2% yoy dan penjualan bersih produk olahan kayu sebesar 29,5% yoy menjadi Rp754,8 miliar.

Secara total, penjualan bersih emiten bersandi saham DSNG ini mencapai Rp2,64 triliun. Penjualan bersih tersebut turun 19,9% akibat turunnya produksi crude palm oil perseroan sebagai dampak lanjutan El-Nino yang terjadi belum lama ini.

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, DSNG memanen tandan buah segar (TBS) sebanyak 714 ribu ton. Volume panen turun sekitar 32,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Adapun total TBS yang diproses DSNG mencapai 857,1 ribu ton atau turun sekitar 30,1% year-on-year.

"Turunnya produksi TBS, baik inti maupun plasma, serta rendahnya pembelian TBS dari pihak ketiga ikut mempengaruhi produktivitas pabrik kelapa sawit perseroan," tuturnya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (30/10/2016).

Pada periode tersebut, DSNG memproduksi CPO sebanyak 206,9 ribu ton atau turun 27,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 285,9 ribu ton. Namun, tingkat ekstraksi minyak sawit (Oil Extractrion Rate) naik dari 23,32% menjadi 24,14%.

"Penurunan penjualan bersih ikut merefleksikan profitabilitas perseroan. Laba kotor turun sekitar 28,3% menjadi Rp563,6 miliar dengan margin laba kotor sekitar 21,3%," ujarnya.

Akibatnya, laba usaha DSNG turun sekitar 48,7% menjadi Rp220,7 miliar dan laba komprehensif periode berjalan sebesar Rp24,8 miliar.

Penurunan volume produksi belum tertolong oleh kenaikan harga rata-rata CPO. Menurut Andrianto, rerata harga CPO sepanjang Januari-September 2016 mencapai Rp7,26 juta per ton. Hanya naik tipis dari periode yang sama tahun lalu, Rp7,27 juta per ton.

Di segmen olahan kayu, kinerja DSNG mengalami penurunan akibat lesunya permintaan produk panel yang diikuti pula dengan turunnya harga engineered door dan engineered floor. Volume ekspor panel DSNG turun 49,5% menjadi 73,4 ribu m3, engineered door naik 8% dan engineered floor naik 14,2%.

"Harga rata-rata panel mengalami kenaikan sekitar 4,1%, namun ekonomi negara tujuan ekspor belum membaik dan persaingan ketat dari negara lain," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper