Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sawit Sumbermas (SSMS) Bidik Kebun Tertanami 100.000 Hektare

Emiten perkebunan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) menargetkan kapasitas tertanam kebun perseroan bakal meningkat 44% menjadi 100.000 Hektare dari saat ini 69.000 Ha.
Lahan perkebunan kelapa sawit./Ilustrasi
Lahan perkebunan kelapa sawit./Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Emiten perkebunan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) menargetkan kebun perseroan tertanami meningkat 44% menjadi 100.000 Hektare dari saat ini 69.000 Ha.

Harry M. Nadir, Direktur Keuangan Sawit Sumbermas Sarana, mengatakan target tersebut akan dicapai melalui aksi organik dan anorganik. Bila melalui ekspansi organik, pencapaian kapasitas tertanam 100.000 Ha itu membutuhkan waktu hingga 4 tahun.

"Kalau memalui akuisisi bisa langsung. Akuisisi kami alokasikan dari belanja modal dan rencana pinjaman dari perbankan," tuturnya.

Belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini dialokasikan senilai Rp500 miliar. Penyerapan hingga kuartal I/2016 baru mencapai Rp100 miliar untuk penanaman kelapa sawit.

Emiten bersandi SSMS itu menargetkan penanaman kebun baru mencapai 5.500 Ha dengan belanja modal mencapai US$20 juta. Belanja modal tahun ini akan digunakan juga untuk pembangunan satu unit pabrik kelapa sawit (PKS) baru dengan total investasi Rp115 miliar-Rp120 miliar.

Pembangunan PKS diperkirakan akan menyerap 20% dari total dana investasi pada tahun ini. Sisa dana belanja modal akan dialokasikan untuk mengakuisisi perkebunan baru dengan perkiraan harga US$60 juta hingga US$70 juta.

Direktur Utama Sawit Sumbermas Sarana Rimbun Situmorang menambahkan pembangunan PKS akan dilakukan di kebun yang baru saja diakuisisi tahun lalu. Pabrik pengolahan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) itu memiliki kapasitas 60 ton per jam.

Akhir tahun lalu, perseroan mengeksekusi pencaplokan dua perusahaan sawit dengan transaksi senilai US$50 juta. Masing-masing pembelian PT Mirza Pratama Putra (MPP) senilai US$15 juta dan PT Menteng Kencana Mas (MKM) senilai US$35 juta. Kedua perusahaan itu terletak di Kalimantan Tengah, tidak jauh dari perkebunan milik perseroan saat ini.

Pembangunan PKS diperkirakan akan rampung pada akhir 2017 mendatang atau sekitar 18-20 bulan. Akhir 2017, PKS perseroan akan berjumlah tujuh unit dengan kapasitas 435 ton per jam.

"Capex untuk PKS akan terserap selama 18-20 bulan, akhir 2017 bisa selesai pembangunannya," imbuhnya.

Sementara itu, produksi CPO perseroan pada tahun ini diproyeksi terkoreksi 15%-20% akibat El Nino. Dampak El Nino diperkirakan baru akan terasa hingga 2017 mendatang.

Saat ini, kapasitas tertanam perkebunan milik SSMS mencapai 69.841 Ha, melonjak 105% setelah akuisisi dua kebun sawit baru. Lahan yang belum menghasilkan mencapai 19.593 Ha dengan 15.087 Ha lahan yang belum ditanami.

Adapun, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan memutuskan untuk membagikan dividen tunai tahun buku 2015 senilai Rp168,27 miliar. Rasio pembagian dividen mencapai 30% dari total laba bersih dan akan dibagikan pada 24 Juni 2016.

Dividen yang dibagikan mencapai Rp17,66 per lembar. Sisa laba bersih dialokasikan untuk laba ditahan senilai Rp280,45 miliar. Sedangkan, senilai Rp112,18 miliar atau 20% digunakan sebagai cadangan wajib.

Tahun lalu, emiten bersandi SSMS mengantongi laba bersih Rp560,91 miliar atau turun 22,3% year-on-year dari Rp711,03 miliar. Penjualan juga terkoreksi 9,3% menjadi Rp2,37 triliun dari Rp2,61 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper