Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun harga minyak rentan terkoreksi akibat jumlah suplai global yang berlebih, Rusia sebagai salah satu produsen terbesar diprediksi tetap memacu penyedotan hingga 2017.
Goldman Sachs dalam laporan risetnya menyampaikan, pada tahun lalu Rusia memproduksi minyak mentah termasuk kondensat sebanyak 11,1 juta barel per hari. Adapun di 2016 jumlahnya bakal meningkat 0,9% atau 100.000 barel per hari menjadi 11,2 juta barel per hari.
Pada 2017, produksi Negeri Beruang Merah dipacu kembali mencapai rerata 11,4 juta barel per hari. Sejak Februari, Rusia menjadikan angka produksi Januari sebesar 10,9 juta barel per hari sebagai patokan, seiring dengan perjanjian pembekuan produksi bersama Arab Saudi, Venezuela, Qatar.
Pada perdagangan Jumat (8/4/2016) pukul 16.05 WIB harga WTI kontrak Mei 2016 naik 1,3 poin atau 3,49% menjadi US$38,55 per barel. Adapun minyak Brent untuk pengiriman Juni 2016 harganya berada di level US$40,66 per barel, meningkat 1,23 poin atau 3,12%.
Menguatnya harga minyak dalam waktu dekat didorong oleh sentimen berkurangnya pasokan mingguan Paman Sam. Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), pada pekan yang berakhir 1 April 2016 stok menurun 4,9 juta barel per hari menjadi 529,987 juta barel.
Selain itu, pada 17 April 2016 mendatang sejumlah negara produsen emas hitam bakal melakukan pertemuan di Doha, Qatar.
Harga Minyak Rendah, Rusia Tetap Pacu Produksi Hingga 2017
Meskipun harga minyak rentan terkoreksi akibat jumlah suplai global yang berlebih, Rusia sebagai salah satu produsen terbesar diprediksi tetap memacu penyedotan hingga 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hafiyyan
Editor : Yusuf Waluyo Jati
Topik
Konten Premium