Bisnis.com, JAKARTA – Setelah memangkas hampir sepertiga pengeluaran untuk mengatasi permasalahan jatuhnya harga minyak, yang berimbas pada perolehan laba terendah dalam satu dekade terakhir, tiga raksasa energi China akan melakukan pemangkasan lebih besar.
PetroChina Co, CNOOC Ltd, dan China Petroleum & Chemical Corp, tiga perusahaan yang total produksinya melebihi negara anggota OPEC manapun selain Arab Saudi, akan mengurangi belanja modal (dikombinasikan) sebesar 8% pada tahun ini, atau sekitar 29,5 miliar yuan (US$4,6 miliar). Langkah tersebut dilakukan setelah mereka memotong hampir 174 miliar yuan dari total pengeluarannya tahun lalu.
“Raksasa minyak China akan terus memangkas belanja modalnya. Jika harga minyak bisa melambung mendekati US$50 per barel pada akhir tahun ini, saya pikir mereka tidak akan perlu mengurangi pengeluaran mereka pada 2017,” kata Kepala Analis Minyak China Galaxy Securities Co. Qiu Xiao Feng, Rabu (30/3/2016).
Wood Mackenzie Ltd pada Januari lalu mengestimasi bahwa perusahaan-perusahaan energi dunia telah menangguhkan sekitar US$380 miliar, setara proyek yang dapat menghasilkan 27 miliar barel minyak.
Sementara Bloomberg Intelegence memperkirakan enam belas perusahaan minyak global yang terintegrasi di luar China akan memangkas sebesar US$22 miliar belanja modal pada tahun ini.
Laba PetroChina Co. turun hingga dua per tiga membuatnya turun ke level terendah sejak 2000, sementara laba Cnooc Ltd merupakan yang terburuk sejak 2004. China Petroleum & Chemical Corp, kilang minyak terbesar di Asia, melaporkan penurunan hingga 30%.
Pengurangan belanja modal tersebut akan mengarah pada penurunan hasil produksi di negara produsen terbesar kelima dunia sekaligus konsumen terbesar kedua tersebut.
Nomura Holding Inc. dan Sanford C. Bernstein & Co memperkirakan produksi China pada 2016 akan turun 5% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 4,3 juta barel per hari.
Penurunan tersebut menjadi yang pertama dalam tujuh tahun terakhir, dan terbesar sejak 1990.