Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor minyak Iran naik ke level tertinggi dalam 22 bulan pada Januari setelah sanksi ekonomi negara tersebut berakhir, membuka jalan mereka untuk mengekspor lebih tinggi ke Asia dan penjualan baru ke Eropa dan Afrika.
Berdasarkan data Joint Organization Data Initiative (JODI) yang berbasis di Riyadh, yang dikutip Jumat (18/1/2016), volume ekspor minyak iran naik menjadi 1,55 juta barel per hari, tertinggi sejak Maret 2014 dan 9,2% lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Produksi minyak negara tersebut naik menjadi 3,37 juta barel, terbesar sejak Februari 2014.
Iran berencana meningkatkan produksi menjadi 4 juta barel per hari, sebelum mempertimbangkan bergabung dengan produsen lainnya dalam proposal pembekuan output produksi.
Menurut data JODI, jika rencana peningkatan produksi tersebut terealisasi, maka itu akan menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2008. Iran merupakan negara produsen kedua OPEC, sebelum dikenakan peningkatan sanksi pada 2012.
Bulan lalu, negara tersebut telah mengirimkan kargo pertamanya ke Eropa sejak 2012. National Iranian Oil Co. telah menandatangai kontrak penjualan sekitar 400.000 barel minyak mentah per hari untuk perusahaan rafinasi di Eropa. Namun jumlah tersebut masih belum bisa terpenuhi, karena restriksi keuangan yang masih berlaku.