Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suplai dan Permintaan AS Hijaukan Harga Minyak

Harga minyak menuju kenaikan secara mingguan terbesar sejak Mei 2015 pada pekan ini seiring dengan naiknya permintaan bahan bakar dan pelonggaran produksi Amerika Serikat.nn
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com,JAKARTA - Harga minyak menuju kenaikan secara mingguan terbesar sejak Mei 2015 pada pekan ini seiring dengan naiknya permintaan bahan bakar dan pelonggaran produksi Amerika Serikat.

Pada perdagangan Jumat (11/3/2016) pukul 20:25 WIB harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2016 naik 0,96 poin atau 2,54% menjadi US$38,8 per barel. Sedangkan minyak Brent berada di level US$40,75 per barel, meningkat 0,7 poin atau 1,75%.

Data U.S. Energy Information Administration menyebutkan konsumsi bensin dalam sebulan terakhir terus meningkat sebanyak 9,33 juta barel per hari dan berada di level teratas sejak September 2015. Pekan lalu, persediaan bahan bakar tersebut di dalam negeri pun turun ke 250,5 juta barel.

Namun, sentimen negatif tetap membayangi dari data pasokan mingguan Paman Sam yang naik 3,9 juta barel ke level tertinggi sejak 1930. Stok minyak mentah AS menjadi sebesar 521,9 juta barel.

Analis IG Ltd. di Melbourne Angus Nicholson menuturkan, harga minyak yang murah sejak awal 2016 turut memacu permintaan. Bila konsumsi AS sesuai data EIA dapat berlangsung konsisten, maka harga minyak sudah bisa stabil di atas level US$30 per barel.

Dalam laporan mingguannya, EIA memproyeksikan harga minyak mentah Brent berkisar US$34 per barel pada 2016 dan US$40 per barel pada 2017. Angka tersebut turun dari prediksi minggu lalu akibat masih terlihatnya penggenjotan produksi sehingga memupuskan harapan harga dapat membaik secara signifikan.

Adapun proyeksi harga WTI dalam dua tahun ke depan relatif sama dengan Brent. Namun, nilai dari kontrak berjangka semakin membuat prediksi harga ke depan yang tidak pasti.

Dari segi produksi, AS rata-rata melakukan penyedotan sebanyak 9,4 juta barel per hari pada 2015. Tahun ini, produksi menurun menjadi 8,7 juta barel per hari dan 8,2 juta barel per hari pada 2017.

"Kami juga memperkirakan produksi minyak mentah Februari 2016 rata-rata 9,1 juta barel per hari, atau jatuh 80.000 barel per hari dari level penyedotan Januari," papar EIA dalam laporannya yang dikutip Bisnis.com, Jumat (11/3/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper