Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bunga Bank Turun, Wapres JK Yakin Pasar Modal Bergairah

Pemerintah meyakini kondisi pasar modal nasional akan kembali membaik setelah sempat terjungkal oleh sentimen negatif kebijakan bunga perbankan rendah.
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menjawab pertanyaan wartawan usai acara The Economist Events Indonesia Summit 2016 di Jakarta, Kamis (25/2). Jusuf Kalla berharap paket kebijakan ekonomi jilid 11 yang akan dikeluarkan minggu depan dan rencananya akan menyentuh permasalahan logistic bisa menekan ongkos logistik di Indonesia. /Bisnis.com
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menjawab pertanyaan wartawan usai acara The Economist Events Indonesia Summit 2016 di Jakarta, Kamis (25/2). Jusuf Kalla berharap paket kebijakan ekonomi jilid 11 yang akan dikeluarkan minggu depan dan rencananya akan menyentuh permasalahan logistic bisa menekan ongkos logistik di Indonesia. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah meyakini kondisi pasar modal nasional akan kembali membaik setelah sempat terjungkal oleh sentimen negatif kebijakan bunga perbankan rendah.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai pemerintah tengah bekerja keras menyeimbangkan kondisi pasar keuangan demi memperbaiki kondisi ekonomi makro nasional.

Jika bunga perbankan menyusut, pemilik modal akan mempertimbangkan pilihan berivestasi di pasar modal. Ke depan, pasar saham akan berangsur positif, bahkan bisa lebih dari saat ini.

Dia juga menginginkan pasar modal tak lagi didominasi investasi asing, melainkan investasi domestik yang seharusnya menjadi penggerak roda ekonomi Indonesia.

"Jika penurunan [bunga perbankan] dilakukan, tentu pasar modal akan lebih positif. Sekarang investasi domestik hanya 40%, bahkan kurang dari itu, hampir semua asing. Maka semua bekerja keras di sisi keuangan," paparnya dalam pidato Economist Event Indonesia Summit, Kamis(25/2/2016).

Di hadapan para pebisnis, ekonom, dan pelaku ekonomi asing, Kalla memastikan tingkat bunga perbankan nasional akan berada di bawah 10% (single digit), bahkan bisa di level 7% sampai 8% pada 2016.

Meski otoritas moneter berada di wilayah kekuasaan Bank Indonesia, dia menilai pemerintah dapat mengupayakan penerapan bunga rendah melalui berbagai instrumen kebijakan.

"Kami menerapkan kebijakan dan program yang firm bahwa tahun depan bunga akan single digit. Jika mau, kita bisa melakukannya. Setelah dipelajari, semua itu bergantung pada pemerintah," katanya.

Penerapan bunga perbankan rendah dilakukan untuk mencapai efisiensi biaya di sektor keuangan demi meningkatkan daya saing ekonomi dibanding negara kawasan. ()

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper