Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasca Rebound Besar, Harga Minyak Kembali Tergelincir

Harga minyak kembali anjlok cukup dalam setelah kenaikan harga drastis sampai penutupan perdagangan awal pekan ini. Data manufaktur China yang masih terkontraksi dan ancaman pasokan shale oil Amerika Serikat yang terus naik menjadi penekan utama harga minyak.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, TEHRAN -- Harga minyak kembali anjlok cukup dalam setelah kenaikan harga drastis sampai penutupan perdagangan awal pekan ini. Data manufaktur China yang masih terkontraksi dan ancaman pasokan shale oil Amerika Serikat yang terus naik menjadi penekan utama harga minyak.

Pada perdagangan hari ini harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 1,63% menjadi US$44,67 per barel, sedangkan harga minyak Brent turun 1,03% menjadi US$49,05 per barel.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Selasa (1/9), harga minyak WTI ditutup anjlok 8,43% menjadi US$45,07, sedangkan harga minyak Brent ditutup terpuruk 9,15% menjadi US$49,19.

Rob Haworth, analis senior Bank Wealth Management, mengatakan harga minyak berpotensi terus bergerak lebih rendah lagi dan tidak akan berbalik arah dalam waktu dekat.

"Sulit melihat harga minyak kembali melonjak cukup tinggi lagi seperti akhir pekan lalu. Tapi, memang volatilitas pasar minyak sedang tinggi saat  ini," ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Rabu (2/9).

Sebelumnya, kemarin data PMI Manufaktur China yang dirilis pemerintah berada di level 49,7. Posisi yang masih berada di bawah 50 menandakan manufaktur Negeri Panda masih terkontraksi.

Sementara itu, PMI Manufaktur China yang resmi versi Caixin Media dan Markit Economic pada Agustus ini berada di level 47,3. Angka itu tidak jauh dengan proyeksi lembaga riset independen itu yang memproyeksikan PMI China di 47,1.

Adapun, pasokan minyak Amerika Serikat (AS) diprediksi meningkat 900.000 barel. Data resmi terkait pasokan minyak AS yang dirilis Energy Information Administration (EIA) akan dirilis nanti malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper