Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Oversubscribed 4x, Kupon Sukuk Global Garuda Indonesia Dipatok 5,95%

Setelah menggelar roadshow ke 5 negara, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mematok kupon obligasi syariah global senilai US$500 juta setara dengan Rp6,5 triliun pada level 5,95% per annum, lebih murah dari target awal 6%.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA— Setelah menggelar roadshow ke 5 negara, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mematok kupon obligasi syariah global senilai US$500 juta setara dengan Rp6,5 triliun pada level 5,95% per annum, lebih murah dari target awal 6%.

Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan roadshow yang digelar selama 10 hari tersebut dilakukan setelah perseroan mengantongi persetujuan emisi sukuk global dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Jumat (15/5/2015).

Menurutnya, sukuk global berdenominasi dolar Amerika Serikat yang diklaim terbesar Asia ini tidak diberikan peringkat alias unrated. Bahkan, tingkat permintaan surat utang itu melebihi penawaran atau oversubscribed 4 kali.

“Kupon 5,95% untuk Sukuk Global US$500 juta, harga yang bagus,” ungkapnya kepada Bisnis.com melalui pesan singkat, Rabu (27/5/2015) malam.

Investor penyerap Sukuk global Garuda tediri dari 50% asal Timur Tengah, 40% asal Asia, dan 10% asal Eropa.

Roadshow yang digelar 18-28 Mei 2015 tersebut dilakukan di 5 negara, antara lain Uni Emirat Arab, Hong Kong, Singapura, Swiss, dan Inggris. Sebanyak 11 bank menjadi peserta joint lead managers dan joint book runners.

Dia mengatakan, obligasi yang diterbitkan Garuda menjadi sukuk pertama non-negara dari Indonesia. Penerbitan sukuk ini berpotensi bakal diikuti oleh korporasi lain di Tanah Air.

Sukuk ini, sambungnya, juga menjadi yang pertama bagi maskapai penerbangan di Asia Pasifik yang pernah bertransaksi menggunakan obligasi syariah. Obligasi dolar AS unrated pertama ini juga menjadi yang pertama tanpa jaminan pemerintah.

"Hanya Garuda sebagai maskapai di Asia Pasifik yang memanfaatkan dana dolar AS tanpa peringkat dan untuk pertama kalinya banyak investor yang berpartisipasi dalam obligasi korporasi dari Indonesia," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper