Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vale Indonesia (INCO) Bidik Produksi 80.000 Ton Nikel Tahun Ini

Setelah mencapai rekor produksi tahun lalu sebesar 78.726 ton nikel, tahun ini PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) membidik target produksi tumbuh tipis 1,6% menjadi 80.000 ton nikel.
 Vale Indonesia menargetkan produksi 80.000 ton nikel.
Vale Indonesia menargetkan produksi 80.000 ton nikel.

Bisnis.com, JAKARTA--Setelah mencapai rekor produksi tahun lalu sebesar 78.726 ton nikel, tahun ini PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) membidik target produksi tumbuh tipis 1,6% menjadi 80.000 ton nikel.

Nico Kanter, Presiden Direktur Vale Indonesia, mengatakan meski tumbuh tipis, perseroan membidik rekor baru pada target produksi tahun ini hingga mencapai 80.000 ton nikel.

"Utamanya melalui penerapan strategi penambangan baru kami," katanya dalam laporan tahunan yang dipublikasikan Selasa (10/3/2015).

Dia mengatakan, pendapatan perseroan akan dipengaruhi oleh produksi dan harga nikel. Target produksi yang tetap tinggi dan harga yang diperkirakan masih kuat, diperkirakan harga nikel akan meningkat dibandingkan tahun lalu akibat penurunan produksi nikel dunia.

Hal itu, sambungnya, terutama disebabkan oleh kurangnya ekspor bijih nikel dari Indonesia yang pengirimannya berhenti pada awal 2014 lalu. Persediaan bijih nikel di China menurun selama 2014 dan akan berakibat pada kekurangan produksi nikel tahun ini.

Menurutnya, harga komoditas yang cenderung menurun, termasuk minyak, berpotensi membawa penghematan biaya bagi Vale Indonesia pada tahun ini. Proyek penghematan biaya yang lain terus diusahakan pada tahun ini mengikuti tahun sebelumnya.

"Namun, padatahun 2015, Vale Indonesia akan menghadapi dampak dari tingkat royalti baru dan juga biaya yang lebih tinggi dari strategi penambangan baru kami," paparnya.

Sepanjang tahun lalu, total produksi nikel mencapai 78.726 t Ni atau 1% di bawah target yang dipatok perseroan. Pendapatan yang diperoleh INCO mencapai US$1.038,1 juta atau 2% lebih tinggi dari target akibat naiknya harga nikel.

Sementara itu, keuntungan perusahaan mencapai 53% lebih tinggi dari terget akibat kenaikan harga nikel dan penurunan biaya produksi. Sedangkan, pengeluaran modal pada tahun lalu lebih rendah 51% dari target sebesar US$163 juta akibat penyelesaian beberapa perizinan dan keputusan untuk mengkaji lebih lanjut proyek pembangunan kembali Tanur Listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper