Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA JEPANG (2 Desember 2014): Moody's Turunkan Peringkat, Indeks Nikkei dan Topix Justru Ditutup Naik

Bursa saham Jepang ditutup menguat pada perdagangan Selasa (02/12/2014), walaupun lembaga pemeringkat Moodys baru menurunkan peringkat utang negeri matahari terbit itu.
Bursa Jepang/Reuters
Bursa Jepang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup menguat pada perdagangan Selasa (02/12/2014), walaupun lembaga pemeringkat Moody’s baru menurunkan peringkat utang negeri matahari terbit itu.

Indeks Nikkei 225 pada akhir perdagangan hari ini naik 0,42% ke level 17.663,22 setelah pada Senin (01/12/2014) berakhir menguat 0,75% ke level 17.590,1. Sepanjang hari ini, Nikkei 225 bergerak di kisaran 17.476,42 hingga 17.687,7.

Dari 225 saham yang ditampilkan di data Bloomberg, 146 diantaranya menguat, 68 melemah, dan 11 stagnan.

Saham TDK Corp dan Kyocera Corp menjadi pendorong indeks dengan kenaikan masing-masing 4,72% dan 1,91%. Saham Softbank Corp dan Fast Retailing Co Ltd melemah 1,58% dan 0,39%.

Sementara itu, indeks Topix menguat 0,44% ke level 1.427,85, setelah pada Senin (01/12/2014) berakhir naik 0,8% ke 1.421,65. Sepanjang hari ini indeks bergerak di kisaran 1.414 hingga 1.429,49.

Dari 1.832 saham yang tercantum di data Bloomberg, 1.153 diantaranya menguat, 533 melemah, dan 146 stagnan.

Toshihiko Matsuno, Chief Strategist SMBC Friend Securities Co, mengatakan penurunan peringkat kredit dari Moody’s tidak terlalu berpengaruh, kalaupun memang ada pengaruhnya. Sebab, pasar berharap pemerintah memenuhi target fiskal begitu sentimen ekonomi mulai membaik.

“Sementara kami berharap pelemahan mata uang yen dan harga minyak berlanjut, langkah jangka pendek pemerintah sedikit berlebihan,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg, Selasa (02/12/2014).

Moody’s menurunkan peringkat utang Jepang ke level A1 setelah Perdana Menteri Shinzo Abe menunda penaikan pajak penjualan selama 18 bulan seiring rendahnya prediksi pertumbuhan domestic bruto dan kembalinya Jepang ke masa resesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper