Bisnis.com, JAKARTA--Kepala Ekonom PT Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memprediksi nilai tukar memang cenderung terkoreksi pekan ini.
Kisarannya ada di level Rp11.900--Rp12.000 per dolar AS.
Dalam kacamatanya, depresiasi kali ini adalah efek dari penguatan dolar terhadap mata uang utama, terutama euro.
"Untuk jangka pendek enggak hanya masalah the Fed. Semua mata uang memang melemah terhadap dolar, kecuali yen," katanya, Senin (15/9/2014).
Menurutnya kebijakan quantitative easing (QE) dari European Central Bank (ECB) melemahkan nilai euro dan secara otomatis mengangkat posisi dolar.
Kemarin, nilai tukar euro terhadap dolar AS (EUR-USD) melemah 0,32% menjadi 1,29.
Mengutip data Bloomberg, hingga perdagangan kemarin petang seluruh mata uang di kawasan Asia Pasifik tercatat melemah kecuali yen Jepang.
Rupiah menjadi mata uang dengan depresiasi terbesar kedua setelah ringgit yang terkoreksi 1,07%.