Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dirut Baru Garuda (GIAA): Siapa Calon Paling Tepat?

Memilih calon direktur utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. untuk menggantikan Emirsyah Satar harus figur yang tepat dan menguasai masalah yang kini dihadapi oleh maskapai penerbangan pelat merah itu. Siapa calon yang tepat?

Bisnis.com, JAKARTA—Memilih calon direktur utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. untuk menggantikan Emirsyah Satar harus figur yang tepat dan menguasai masalah yang kini dihadapi oleh maskapai penerbangan pelat merah itu. Siapa calon yang tepat?

Muhammad Said Didu, Mantan Sekretaris Menteri BUMN, mengatakan untuk memilih calon dirut Garuda harus diawali dengan melakukan identifikasi mendalam terhadap masalah BUMN tersebut.

Berikutnya, perlu ditetapkan kriteria kemampuan bagi calon-calon yang dapat menyelesaikan permasalahan yang tengah dihadapi oleh Garuda.

"Baru dilihat dari internal ada enggak? Kalau enggak ada, jangan dipaksakan. Cari dari eksternal," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (12/8/2014).

Saat Kementerian BUMN mengangkat Emirsyah Satar sebagai direktur, sambungnya, pertimbangan utamanya adalah kemampuan Emirsyah dalam merestrukturisasi keuangan. Meskipun Emirsyah dari pihak ekternal, pemerintah tetap mengangkatnya agar permasalahan Garuda saat itu dapat pulih.

Said Didu mengidentifikasi setidaknya terdapat tiga permasalahan utama yang tengah dihadapi oleh emiten berkode saham GIAA itu. Pertama, stabilisasi pertumbuhan akibat rendahnya pendapatan dibandingkan dengan biaya operasional.

Rugi bersih Garuda melonjak 1.876,1% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$10,7 juta atau setara dengan Rp117,8 miliar.

Kerugian Garuda disebabkan oleh perolehan pendapatan yang cenderung flat. Pendapatan usaha perseroan tercatat US$1,73 miliar dari periode Januari-Juni 2013 yang mencapai US$1,72 miliar.

Kerugian akibat selisih kurs tercatat melonjak tajam menjadi US$12,86 juta pada paruh pertama tahun ini dari sebelumnya US$1,41 juta. Sedangkan jumlah beban usaha pada 6 bulan pertama tahun ini juga tercatat naik menjadi US$1,96 miliar dari sebelumnya US$1,7 miliar.

Kemunculan pesaing-pesaing Garuda Indonesia di industri penerbangan domestik dan internasional menjadi permasalahan kedua. Saat ini, Garuda terbilang menjadi pemimpin pasar di penerbangan menengah atas.

"Untuk pasar global, fokus Garuda harus ditentukan. Kedatangan pesawat-pesawat berbadan lebar akan lebih efisien untuk penerbangan jarak jauh," tuturnya.

Ketiga, pengendalian overhead yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain. Terutama dari sisi gaji pegawai dan operasional lainnya.

Pengembangan bisnis yang masih overhead, katanya, akan terjadi permasalahan pada arus kas. Dia menilai hal tersebut menjadi bahaya tersendiri di industri penerbangan.

Maskapai penerbangan yang kini terbilang stabil, menurutnya, adalah perusahaan yang masih disokong pemerintah. Saat ini, sebagai perusahaan publik, Garuda tak lagi didukung penuh oleh pemerintah.

Emirsyah Satar yang masa jabatannya akan berakhir sebelum Oktober 2014, menyarankan agar pengganti dirinya berasal dari internal perseroan. "Kalau saya melihat, lebih bagus dari internal. Itu cara memberikan kesempatan yang sama," paparnya.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku telah mengantongi nama-nama calon pengganti Emirsyah Satar. Dahlan memberikan persyaratan khusus bagi calon bos Garuda yakni memiliki integritas tinggi agar bisa membawa perusahaan ke arah yang lebih baik.

"Masih nominasi, syaratnya yang pertama integritas artinya tidak boleh korupsi, tidak boleh nepotisme, keluarganya ikut campur urusan perusahaan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper