Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GARUDA INDONESIA (GIAA) Dorong GMF Segera Go Public

Setelah tertunda-tunda, maskapai penerbangan milik pemerintah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. kembali mendorong anak usahanya PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia untuk go public.
Pada tahun ini, GMF menargetkan perolehan laba sebesar US$16 juta, turun dari periode 2013 yang mencapai US$19 juta. /BISNIS.COM
Pada tahun ini, GMF menargetkan perolehan laba sebesar US$16 juta, turun dari periode 2013 yang mencapai US$19 juta. /BISNIS.COM

Bisnis.com, JAKARTA--Setelah tertunda-tunda, maskapai penerbangan milik pemerintah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. kembali mendorong anak usahanya PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia untuk go public.

Direktur Keuangan Garuda Indonesia Handrito Hardjono mengatakan anak-anak usaha badan usaha milik negara (BUMN) memang didorong untuk segera melakukan penawaran perdana saham (initial public offering/IPO).

"Mereka melakukan persiapan, legal due dilligence dan financial due dilligence terutama GMF. Kelihatannya GMF yang lebih dulu," ujarnya akhir pekan lalu.

Berdasarkan catatan Bisnis, rencana penjualan saham GMF telah dihembuskan sejak tahun lalu. Garuda sebagai induk usaha menargetkan aksi korporasi itu dapat terealisasi pada semester I/2013, dan terus mundur hingga saat ini.

Saham anak usaha Garuda yang bergerak dalam bidang pemeliharaan pesawat itu rencananya akan dilepas lebih dari 20%. GMF diharapkan dapat meraup dana sebesar US$100 juta atau lebih dari Rp1 triliun dari gelaran IPO tersebut.

Perolehan dana IPO rencananya akan digunakan untuk pembangunan hanggar GMF sekitar US$50 juta, dan US$30 juta lainnya untuk pembelian komponen.

Handrito menjelaskan kemungkinan IPO GMF akan digelar pada 2015 mendatang. Pasalnya, perseroan akan memperkuat lini usaha GMF agar kapitalisasi pasarnya sesuai dengan harapan.

"Mungkin baru tahun depan. Kami belum selesaikan saja, tidak ada masalah, saya kira masalah internal saja," ungkapnya.

GMF sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) dalam perawatan komponen. Kerja sama tersebut sebagai jalan GMF untuk mencari peluang pasar di luar perawatan pesawat terbang.

Kerja sama selama satu tahun itu mencakup bidang perawatan dan perbaikan mesin elektrik sebagai penggerak utama dan pendukung kinerja operasional kereta rel listrik (KRL) di seluruh wilayah Jabodetabek.

Selama ini, kapasitas GMF untuk perawatan mesin dan komponen baru digunakan 50%-60% dari total kapasitas. Sehingga, sebagian kapasitas tersebut dapat digunakan untuk mengerjakan perawatan non-aviasi.

Pada tahun ini, GMF menargetkan perolehan laba sebesar US$16 juta, turun dari periode 2013 yang mencapai US$19 juta. Penurunan target tersebut akibat banyaknya investasi yang dilakukan pada tahun ini.

Sepanjang tahun lalu, laba GMF meningkat 8,7% menjadi US$19 juta. Pendapatan perseroan meningkat 8% menjadi US$230 juta dan ditargetkan pada tahun ini dapat meningkat 8% menjadi US$255 juta.

Pada awal tahun, Kementerian BUMN menargetkan 4 perusahaan BUMN dapat melantai di pasar modal. Keempat BUMN tersebut adalah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII, PLN Batam, PT Wika Beton, dan PT GMF AeroAsia.

Tercatat, baru PT Wika Beton, anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. yang telah mencatatkan sahamnya di PT Bursa Efek Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper