Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Tolak Permintaan Tambah Modal Garuda Indonesia (GIAA)

Pemerintah menolak permintaan penambahan modal PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) karena tidak ada alokasi anggaran.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menolak permintaan penambahan modal PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) karena tidak ada alokasi anggaran.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain, Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan opsi yang diajukan oleh Garuda sulit diwujudkan pemerintah.

Sebagai perusahaan publik, apabila perseroan menggelar right issue, dipastikan saham pemerintah akan terdelusi. Begitu pula dengan opsi penambahan modal lainnya yang dinilai tidak dapat dilakukan.

"Penambahan modal tidak ada anggaran dari pemerintah. Garuda belum mebicarakan dengan Kementerian BUMN," jelasnya kepada Bisnis.com, Sabtu (9/8/2014).

Sebelumnya, maskapai penerbangan milik pemerintah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mengkaji opsi penambahan modal dari pemegang saham akibat ketatnya kondisi neraca keuangan.

Direktur Keuangan Garuda Indonesia Handrito Hardjono mengatakan neraca keuangan perseroan memang tengah tertekan. Rasio utang terhadap ekuitas emiten berkode saham GIAA itu telah memasuki masa kritis.

Menurutnya, debt to equity ratio (DER) Garuda yang tercatat mencapai 1,1 kali, dinilai terlalu ketat untuk mendukung kinerja perseroan. "Target DER tetap 1,1 kali, kalau lebih dari itu agak berat balance sheet-nya," ujarnya, Jumat (8/8/2014).

Hingga akhir Juni 2014, total utang Garuda mencapai US$1,2 miliar dengan nilai ekuitas mencapai US$1 miliar. Sehingga, katanya, DER perseroan mencapai 1,1 kali dengan utang jatuh tempo tahun ini mencapai US$200 juta-US$300 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper