Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA EMAS COMEX (23/4/2014): Turun 0,57% Didorong Membaiknya Data Perekonomian AS

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada Rabu pagi (23/4/2014) ditutup pada tingkat terendah sejak 1 April, tertekan data ekonomi positif Amerika Serikat.

Bisnis.com, CHICAGO - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada Rabu pagi (23/4/2014) ditutup pada tingkat terendah sejak 1 April, tertekan data ekonomi positif Amerika Serikat.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni turun US$7,4 atau 0,57%, menjadi menetap di US$1.281,1 per ounce.

Badan Pembiayaan Perumahan Federal AS pada Selasa melaporkan bahwa harga rumah di AS naik 0,6% disesuaikan secara musiman pada Februari, dan naik 6,9% dari periode yang sama tahun lalu.

Asosiasi Makelar Perumahan Nasional (NAR) mengatakan meskipun penjualan rumah "existing homes" (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales) turun 0,2% pada Maret ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 4,59 juta unit, persediaan rendah telah meningkatkan harga rata-rata jual rumah bekas hingga mencapai US$198.500 pada Maret, naik 7,9%tahun ke tahun Selain itu, indeks manufaktur dari Fed Richmond telah datang kembali ke wilayah positif pada April, meningkat menjadi positif tujuh dari negatif tujuh pada Maret.

Ekuitas AS juga naik pada Selasa didukung data ekonomi yang positif, yang pada gilirannya memperlemah harga emas.

Kepemilikan emas SPDR Gold Trust, ETF berbasis emas terbesar di dunia, turun menjadi 792,14 ton pada Senin dari 795,14 ton pada Kamis lalu dan dari 806,82 ton pada Selasa lalu.

Analis pasar percaya bahwa penurunan emas di bawah tingkat saat ini dapat memicu tren menurun cepat, dengan titik pendaratan berikutnya sekitar US$1.240.

Perak untuk pengiriman Mei naik satu sen atau 0,05% menjadi ditutup pada US$19,361 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun US$0,4 atau 0,03% menjadi berakhir pada US$1.400,3 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper