Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Referendum Crimea dan Sanksi AS, Ini Dampaknya Terhadap Emas dan Minyak

Lebih dari 95% rakyat Crimea memilih untuk bergabung dengan Rusia, sedangkan 4% lainnya memilih untuk tetap menjadi bagian dari negara Ukraina.
 Referendum di Crimea/Reuters
Referendum di Crimea/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Lebih dari 95% rakyat Crimea memilih untuk bergabung dengan Rusia, sedangkan 4% lainnya memilih untuk tetap menjadi bagian dari negara Ukraina.

Sehubungan dengan referendum Crimea, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa menargetkan sanksi seperti, pembekuan aset dan larangan perjalanan untuk 32 pejabat Rusia dan Ukraina.

“Sanksi-sanksi tersebut dinilai kurang agresif, sehingga menyebabkan harga emas dan minyak relatif stabil,” demikian menurut tim riset KDB Daewoo Securities Indonesia.

Output manufaktur AS mencatat kenaikan terbesar dalam enam bulan terakhir, hal ini menunjukkan kegiatan ekonomi AS yang membaik. Indeks kondisi bisnis umum Empire State New York juga naik ke level 5,6% pada Maret dari level 4,5% pada Februari.

Harga minyak mentah dunia relatif stabil akibat turunnya premi risiko, setelah referendum Crimea. Harga minyak turun setelah sanksi terhadap ekspor minyak dan gas Rusia tidak diajukan, sehingga kekhawatiran para investor pun hilang.

Harga minyak mentah Brent turun lebih cepat dibandingkan dengan minyak mentah AS. “Menurut pandangan kami, data ekonomi AS yang baik membuat harga minyak mentah AS relatif stabil.”

Sementara itu, harga emas berbalik arah di tengah sanksi yang lebih ringan dari perkiraan telah meredakan kekhawatiran para investor, selain itu para investor juga melakukan aksi ambil untung. Harga perak berada di level US$21 di tengah kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi China.

Selanjutnya, tembaga bergerak sideways. Data manufaktur AS yang kuat membuat harga tembaga menjadi flat.

“Menurut pandangan kami, tanpa perkembangan positif dari Cina, harga tembaga akan tetap tertekan.”

Untuk produk-produk pertanian, krisis Ukraina membuat harga menjadi lemah. Harga gandum dan jagung turun di tengah berkurangnya kekhawatiran atas krisis Ukraina. Di sisi lain, harga kedelai naik di tengah meningkatnya permintaan China akan kedelai AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Sumber : KDB Daewoo Securities Indonesia
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro