Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan Rupiah yang terlalu tajam terhadap Dolar AS dianggap berpotensi membahayakan keseimbangan ekonomi Indonesia.
Juniman, Kepala Ekonom PT Bank Internasional Indonesia (BII), mengatakan apabila mata uang rupiah melejit sendirian sementara kurs negara lain tidak mengalami hal yang sama, maka hal itu akan berdampak negatif pada harga produk ekspor asal Indonesia.
“Maka dari itu, eksternal balance mungkin masih cukup baik jika Rupiah menyentuh level Rp11.300/US$, tetapi jangan lebih dari itu dulu. Lagipula, laju kencang Rupiah saat ini juga merupakan buah dari kinerja yang sangat buruk pada 2013,” jelasnya, Kamis (6/3/2014).
Dia memperkirakan Rupiah masih bisa melanjutkan penguatannya terhadap Dolar AS, meskipun ada juga risiko down reversal atau berbalik arah saat data payroll AS, yang diyakini membaik, diterbitkan.