Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utang Indosat (ISAT) Jatuh Tempo Tahun ini Rp2,3 Triliun

Utang Indosat (ISAT) Jatuh Tempo Tahun ini Rp2,3 Triliun

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk (ISAT) mengkaji opsi pinjaman perbankan untuk melunasi utang bank perseroan yang jatuh tempo pada tahun ini senilai total Rp2,3 triliun.

Direktur Utama Indosat Alexander Rusli menuturkan perseoran memilih akses pembiayaan dari perbankan ketimbang menerbitkan obligasi karena prosesnya yang lebih singkat yakni 2 pekan-3 pekan, sedangkan proses penerbitan surat utang membutuhkan waktu lebih dari 1 bulan.

Untuk utang bank dalam bentuk rupiah, perseroan memilih mengakses pinjaman baru dari beberapa bank lokal.

“Ada beberapa alternatif yang kami lihat. Kombinasi antara bond atau utang. Bank tidak buruk, sedangkan issue bonds kompleks. Kalau ke bank, rate [bunga] murah, itu opsi yang lebih baik,” tutur Alexander, Senin (24/2).

Dia menambahkan perseroan berencana mengurangi beban utang berdenominasi dolar AS. Saat ini, struktur pinjaman perbankan Indosat terdiri dari pinjaman bernilai rupiah 50% dan pinjaman bernilai dolar AS 50%.

“Sebetulnya mau kami kurangi, tetapi rate sebelum jatuh tempo itu cost-nya mahal sekali. Membayar awal juga cost money,” kata Alexander.

Berdasarkan catatan perseroan, utang yang jatuh tempo pada tahun ini sebesar Rp2,3 triliun yang terdiri dari fasilitas pinjaman revolving berjangka dari Bank Central Asia (BCA) senilai Rp1,5 triliun, AB Svensk Exportkredit, Swedia Rp522,59 miliar, HSBC Prancis Rp233,87 miliar, dan fasilitas pinjaman komersial 9 tahun Rp47,1 miliar. Hanya pinjaman ke BCA yang berdenominasi rupiah, selebihnya dalam dolar AS.

Adapun, awal tahun ini perseroan telah meraih pinjaman baru senilai Rp1 triliun dari perbankan dalam negeri. Namun, Alexander memilih bungkam ketika ditanya perbankan yang mengucurkan pinjaman, juga enggan merinci besaran bunga dan tenor pinjaman. “Penarikan pinjaman dilakukan pada kuartal II tahun ini,” ujar Alexander.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Bisnis Indonesia (25/2/2014)

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper