Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuaca Dingin, Harga Gas Alam Menggeliat

Gas alam berjangka naik di New York, menuju kenaikan ketiga dalam 4 minggu karena badai musim dingin yang membuat habis stok AS.
Sekitar 49% rumah tangga AS menggunakan gas untuk pemanas. /bisnis.com
Sekitar 49% rumah tangga AS menggunakan gas untuk pemanas. /bisnis.com

Bisnis.com, NEW YORK - Gas alam berjangka naik di New York, menuju kenaikan ketiga dalam 4 minggu karena badai musim dingin yang membuat habis stok AS.

Futures untuk pengiriman Maret naik sebanyak 2,4% menjadi US$5,049 per juta British thermal unit dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, dan berada di US$4,99 pada pukul 09.38 waktu Singapura.

Kontrak gas alam turun 9,9 sen, atau 2%, untuk menetap di US$4,931, kemarin. Volume semua kontrak berjangka yang diperdagangkan sekitar 68% di bawah rata-rata 100 hari. Harga naik 1% minggu ini dan 18% sepanjang tahun ini.

Persediaan AS turun 262 miliar kaki kubik pada pekan yang berakhir 31 Januari menjadi hanya 1,923 triliun, melebihi penurunan rerata 5 tahun sebesar 151 miliar, menurut data dari Energy Information Administration yang dirilis kemarin.

Estimasi analis menunjukkan angka pengurangan 274 miliar, sementara itu survei pengguna Bloomberg memprediksi penurunan sebesar 276 miliar.

Itu penarikan mingguan ketiga lebih dari 260 miliar kaki kubik di musim dingin ini, kata Mike Tran, analis di CIBC World Markets Inc di New York dalam sebuah catatan penelitian, kemarin setelah data EIA dirilis.

"Tidak ada musim dingin lain yang lebih berat dari yang satu ini, dan ada hanya lima menarik yang besar sejak 1994, ketika EIA pertama mulai mengumpulkan data,” kata Tran.

Angka defisit dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun melebar ke rekor 22,4% dari 16,6% seminggu sebelumnya. Persediaan gas alam AS 28,8% di bawah pasokan tahun sebelumnya, yang merupakan terbesar sejak 26 April.

Badai Musim Dingin

Badai salju melanda AS Timur Laut dua kali pekan ini, dan diramalkan akan ada badai susulan pada pekan ini.

Badai pada 6 Februari meninggalkan salju 10,6 inci (27 cm) di Bandara Internasional Boston Logan, menurut National Weather Service.

Kondisi cuaca kemungkinan membawa salju ke Chicago pada 8 Februari, dan mungkin ke New York dan Boston keesokan harinya, menurut Bob Smerbeck, seorang ahli meteorologi senior di AccuWeather Inc di State College , Pennsylvania.

Suhu rendah di Chicago pada 10 Februari bisa turun sampai 1 derajat Fahrenheit (minus 17 derajat Celsius), atau 19 derajat di bawah normal, menurut AccuWeather Inc di State College, Pennsylvania.

Suhu rendah pekan berikutnya diproyeksikan di level 24 derajat, atau 2 derajat lebih tinggi dari rata-rata.

Sekitar 49% rumah tangga AS menggunakan gas untuk pemanas, menurut EIA, biro statistik Departemen Energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul-nonaktif
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper