Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Langkah Antisipasi ANTM Hadapi Larangan Ekspor

PT Aneka Tambang Tbk. akan menggenjot volume penjualan emas dan feroni kel pada tahun ini, menyusul larangan ekspor bijih mineral yang efektif diberlakukan pemerintah mulai12 Januari 2014
 Antam antisipasi larangan ekspor mineral/Bisnis
Antam antisipasi larangan ekspor mineral/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA— PT Aneka Tambang Tbk. akan menggenjot volume penjualan emas dan feroni kel pada tahun ini, menyusul larangan ekspor bijih mineral yang efektif diberlakukan pemerintah mulai 12 Januari 2014.

Aneka Tambang (Antam) menargetkan penjualan emas tahun ini naik 66% menjadi 13,6 ton dibandingkan dengan 8,2 ton pada tahun lalu. Penjualan feronikel dipatok naik 11% menjadi 20.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) dibandingkan dengan 18.000 ton TNi tahun lalu.

Selain itu, Antam juga menargetkan operasi komersial pabrik Chemical Grade Alumina Tayan yang ditargetkan dapat beroperasi pada akhir semester I/2014.

Dalam rilis perseroan yang diterima Bisnis pada Rabu (15/12014), Direktur Utama Antam Tato Miraza menyebutkan perseroan sudah memiliki sejumlah rencana untuk mengantisipasi penurunan pendapatan akibat pemberlakuan PP No.1/2014 tentang Mineral dan Batu bara yang melarang ekspor bijih mineral (terutama bijih nikel dan bijih bauksit).

Selain meningkatkan volume penjualan emas dan feronikel, Antam juga akan memperluas ekspansi pasar ritel. Antam akan membuka lima hingga 10 butik emas logam mulia (LM) tahun ini.

Perseroan juga terus memaksimalkan kegiatan penjualan pada lima butik emas logam mulia yang sudah ada saat ini yakni di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Palembang.

Untuk pemasaran feronikel dan komoditas lainnya, Antam juga akan membuka kantor perwakilan di Shanghai yang akan berperan sebagai kantor perwakilan pemasaran (marketing representative office)di wilayah China pada pertengahan bulan ini.

“Selain itu, kami juga berencana meningkatkan kegiatan trading batu bara dan mengoptimalkan inisiatif efisiensi serta mempercepat penyelesaian proyek pembangunan dan perluasan pabrik feronikel Pomalaa,” kata Tato, seperti dikutip dari rilis tersebut.

Dia menambahkan sebagai bagian dari langkah efisiensi dan untuk menjaga arus kas perseroan di tengah kondisi harga komoditas yang menurun saat ini, belanja modal perseroan tahun ini ditargetkan mencapai Rp2,88 triliun.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bisnis Indonesia (16/1/2014)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper