Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemilu 2014 Jadi Tantangan Penerbitan SUN

Pemilu 2014 menjadi salah satu tantangan penerbitan surat berharga negara pada tahun depan karena ulah sejumlah politikus yang menggunakan isu utang pemerintah sebagai bahan kampanye politik.

Bisnis.com, JAKARTA – Pemilu 2014 menjadi salah satu tantangan penerbitan surat berharga negara pada tahun depan karena ulah sejumlah politikus yang menggunakan isu utang pemerintah sebagai bahan kampanye politik.

Direktur Pengelolaan Portofolio Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu Schneider Siahaan mengatakan kampanye stop utang negara dapat memberikan sentimen negatif di pasar utang Indonesia.

“Target penerbitan SBN bruto meningkat di tengah kondisi pasar yang rawan karena faktor Pemilu 2014. Itu salah satu faktor domestik yang jadi tantangan pembiayaan SBN 2014,” katanya, Senin (25/11/2013).

Menurutnya, Indonesia masih membutuhkan utang melalui lelang SBN, paling tidak untuk membayar utang jatuh tempo. Pasalnya, penerimaan negara belum cukup membiayai belanja negara sekaligus pembayaran kewajiban utang.

Kebutuhan penerbitan SBN bruto 2014 mencapai Rp359,84 triliun yang Rp137,77 triliun di antaranya untuk membayar utang jatuh tempo.

Selain pemilu, tantangan domestik lain juga menghadang, seperti volatilitas rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan melemahnya neraca perdagangan serta pembayaran.

Potensi tekanan fiskal karena faktor belanja subsidi juga membayangi penerbitan obligasi tahun depan.

“Konsumsi BBM kalau tidak dikendalikan akan membuat belanja subsidi membengkak. Tentunya ini harus ditutup oleh pembiayaan,” tuturnya.

Pemerintah pun mengidentifikasi tiga faktor global yang menjadi tantangan penerbitan SBN 2014.

Pertama, potensi peningkatan imbal hasil (yield) US Treasury  dan credit default swap (CDS) spread Indonesia tenor 5 tahun dapat mendorong kenaikan yield SBN valas.

Kedua, potensi berakhirnya kebijakan likuiditas di AS (tapering off quantitative easing) seiring pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam.

Ketiga, isu krisis Eropa yang belum terselesaikan.  (ra)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper