Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sepekan: Diprediksi Bergerak Support 4.557-4.605, Resisten 4.738-4.768

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan ini diperkirakan masih variatif, di mana kinerja emiten dan inflasi diharapkan mampu berimbas positif, sementara pelemahan rupiah yang berlanjut bisa memperburuk indeks.Satrio

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan ini diperkirakan masih variatif, di mana kinerja emiten dan inflasi diharapkan mampu berimbas positif, sementara pelemahan rupiah yang berlanjut bisa memperburuk indeks.

Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, mengatakan pada perdagangan pekan sebelumnya IHSG merosot karena dihantam pelemahan rupiah. Menurutnya, untuk saat ini, pelaku pasar menunggu data kinerja emiten dan besaran inflasi.

“Data inflasi rencananya akan dirilis pada Kamis, [1/8]. Jika besarannya di atas ekspektasi, maka bisa menjadi katalis negatif bagi indeks,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (28/7).

Satrio pesimistis IHSG bisa menembus level 5.000 lagi pada semester kedua tahun ini.

 

Meski demikian, jika indeks terkoreksi, diharapkan koreksi tidak sampai di bawah level 4.500.  “Jika anjlok di bawah 4.500, maka support kedua berada di level 4.200 hingga 4.400.”

Reza Priyambada, Kepala Riset PT Trust Securities, mengatakan pergerakan IHSG selama sepekan lalu variatif dan cenderung melemah meskipun sempat menguat pada pertengahan pekan.

“Hal negatif mewarnai pergerakan IHSG selama sepekan kemarin seiring dengan berbagai sentimen yang ada. Selain itu, masih maraknya aksi profit taking juga turut membuat IHSG belum mampu ke­­luar dari zona negatifnya,” katanya, Sabtu (27/7).

Reza memperkirakan IHSG pada pekan ini berada pada rentang support 4.557-4.605 dan resisten 4.738-4.768.  Christandi Rheza Mihardja, analis PT Sinarmas Sekuritas, memproyeksikan indeks bergerak melemah di kisaran 4.616-4.690.

“Saham-saham yang dapat diperhatikan secara teknikal adalah BBCA, BBNI, PGAS, MAIN,” ujarnya, Sabtu (27/7).

Dari dalam negeri, lanjutnya, kekhawatiran akan defisit neraca berjalan dan pelemahan rupiah masih akan memberikan tekanan terhadap indeks.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Giras Pasopati
Editor : Yusran Yunus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper