Bisnis.com, NEW YORK - Harga minyak terdorong lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), meskipun data ekonomi di China dan Amerika Serikat, dua konsumen minyak mentah terbesar dunia, melemah.
Di New York, harga acuan minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik 37 sen menjadi ditutup pada US$106,32 per barel.
Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus naik 28 sen menjadi menetap di US$109,09 .
China melaporkan bahwa pertumbuhan ekonominya melambat ke kecepatan 7,5%pada kuartal April-Juni, turun dari 7,7% dalam tiga bulan sebelumnya.
Tingkat pertumbuhan yang lebih lambat terjadi sesuai perkiraan, sehingga menurut para analis tidak begitu berpengaruh terhadap pasar.
"China juga telah sangat diandalkan untuk mengangkat seluruh dunia keluar dari keterpurukan," analis Gekko Markets, Anita Paluch mengatakan kepada AFP.
"Dengan demikian, setiap bagian dari berita dari China cenderung mendominasi berita utama. Dengan data hari ini, tampaknya telah dimasukkan ke dalam harga."
Meski begitu, Paluch mengatakan, "pertumbuhan yang lebih lambat akan berdampak pada negara-negara yang memiliki hubungan dagang kuat dengan China, seperti Australia, Brazil dan negara-negara kawasan Asia Tenggara."
Harga minyak mentah juga menunjukkan sedikit reaksi terhadap laporan Departemen Perdagangan AS yang menunjukkan penjualan ritel hanya naik 0,4% pada Juni, angka yang menyebabkan sejumlah ekonom memangkas perkiraan mereka untuk pertumbuhan ekonomi AS dalam kuartal kedua.(antara/afp/yus)
Minyak WTI Ditutup di US$106,32/Barel
Bisnis.com, NEW YORK - Harga minyak terdorong lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), meskipun data ekonomi di China dan Amerika Serikat, dua konsumen minyak mentah terbesar dunia, melemah.Di New York, harga acuan minyak mentah light sweet atau West
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : News Editor
Editor : Yusran Yunus
Konten Premium