Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OBLIGASI JEPANG: Stimulus Bank Sentral Picu Arus Modal Keluar

BISNIS.COM, JAKARTA—Para investor Jepang mulai meninggalkan pasar obligasi utama yang bergerak lambat, setelah Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda mengeluarkan stimulus yang mengakibatkan lonjakan  harga tertinggi di dunia pada tahun

BISNIS.COM, JAKARTA—Para investor Jepang mulai meninggalkan pasar obligasi utama yang bergerak lambat, setelah Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda mengeluarkan stimulus yang mengakibatkan lonjakan  harga tertinggi di dunia pada tahun ini.

Harga obligasi pemerintah Jepang naik 2,6 poin persen tahun ini menjadi 3,66% yang merupakan peningkatan tertinggi di antara 26 pasar obligasi pemerintah yang disurvei Bloomberg dan European Federation of Financial Analysts Societies.

Obligasi pemerintah Jerman naik 0,48 poin persen selama periode tersebut, sementara di Amerika Serikat hanya naik tipis 0,07 poin persen.

Para pengelola dana Jepang memborong lebih banyak obligasi asing dari yang mereka beli selama tiga minggu berturut-turut hingga 10 Mei. Tindakan pengelola dana itu sejalan dengan program Kuroda untuk mendorong investor ke luar dari obligasi pemerintah dan aset berisiko seperti mata uang asing.

Meskipun peningkatan investasi di luar negeri merupakan isyarat bahwa stimulus moneter dari bank sentral sudah berjalan baik, namun hal itu diikuti oleh peningkatan volatilitas obligasi pemerintah Jepang dan tingkat bunga yang tinggi yang bisa mengimbangi perekonomian.

“Tujuan bank sentral Jepang adalah mendorong penyeimbangan kembali portofolio dengan menjaga keuntungan obligasi tetap rendah, namun sekarang berpeluang untuk seimbang tanpa sengaja dengan meningkatnya volatilitas,” ujar Shogo Fujita sebagaimana dikutip Bloomberg hari ini, Senin (20/5/2013).

Fujita merupakan kepala strategi obligasi Bank of America Merrill Lynch. Dia menilai hal itu sangat ironis karena mencapai tujuannya tanpa melalui kebijakan yang disengaja. (bas)(Foto:theglobeandmail.com)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper