Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA EMITEN : Laba PT Adaro Energy Tbk turun 30%

BISNIS.COM, JAKARTA -- Emiten batu bara berkapitalisasi pasar terbesar, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sepanjang tahun lalu membukukan laba bersih sebesar US$385,34 juta atau turun 30% dari 2011 yang US$550,35 juta.  

BISNIS.COM, JAKARTA -- Emiten batu bara berkapitalisasi pasar terbesar, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sepanjang tahun lalu membukukan laba bersih sebesar US$385,34 juta atau turun 30% dari 2011 yang US$550,35 juta.  

Sejalan dengan itu, laba bersih per saham dasar juga turun dari US$0,01721 menjadi US$0,01205.

Seperti dikutip dari laporan keuangan perseroan, Kamis (21/3/2013), pendapatan usaha turun 6,6% dari US$3,98 miliar menjadi US$3,72 miliar. Penyebabnya adalah turunnya volume penjualan serta turunnya rata-rata harga penjualan akibat kondisi pasar yang kurang kondusif.

Beban pokok pendapatan naik 4,6% dari US$2,56 miliar menjadi US$2,68 miliar. Akibatnya, laba kotor turun 26,76% dari US$1,42 miliar menjadi US$1,04 miliar.

Setelah dikurangi beban usaha dan beban lain-lain, laba usaha turun 26,05% menjadi hanya US$836,38 juta. Padahal di 2011, laba usaha Adaro sebesar US$1,13 miliar.

Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan usaha perseroan dipengaruhi oleh pasar batu bara dunia, sehingga tidak dapat terhindar dari dampak pelemahan harga batu bara yang terjadi hampir sepanjang tahun lalu.

“Menanggapi kondisi tersebut, kami fokus pada konsolidasi dan efisiensi untuk memperkuat perusahaan,” ujarnya dalam keterangan resmi.

 Namun Garibaldi yang biasa dipanggil Boy Thohir ini mengatakan dengan berlanjutnya pertumbuhan Indonesia dan seluruh ASEAN, Adaro siap menjadi penyedia energi terkemuka dan memberikan kontribusi bagi ekonomi nasional.

“EBITDA dan laba tahun berjalan yang dapat kami capai masing-masing sebesar US$1,08 miliar dan US$383,3 juta. Jumlah EBITDA tersebut sesuai dengan pedoman 2012 sebesar US$1 miliar—US$1,3 miliar,” tambah Boy.  

EBITDA tersebut turun 26,2% dari 2011 sebesar US$1,47 miliar, dengan EBITDA margin 29,2%. Adapun selama 2012, produksi dan volume penjualan batu bara Adaro turun masing-masing sebesar 1% dan 4,3% menjadi 47,2 juta ton dan 48,6 juta ton.

“Realisasi produksi tahun lalu masih di bawah pedoman produksi sebesar 48—51 juta ton. Kami memutuskan tidak melakukan penambahan penjualan saat harga batu bara terpangkas. Kami tetap menjaga strategi untuk mempertahankan harga yang menguntungkan,” ujar Boy.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper