Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 JAKARTA--Produsen air minum, Aqua, berencana membangun  pabrik air minum dalam kemasan (AMDK)  di Solok, Sumatera Barat  tahun ini  guna  memenuhi permintaan dalam negeri yang terus meningkat.

 

Vice President of Corporate Secretary Aqua, Parmaningsih Hadinegara, mengatakan kapasitas produksi 16 pabrik Aqua saat ini berkisar 9 hingga 10 miliar liter per tahun. Sementara pertumbuhan penjualan perseroan 10%-12% per tahun.

 

"Untuk memenuhi permintaan yang semakin tinggi, ada dua strategi yang dilaksanakan perusahaan, yaitu menambah kapasitas produksi di pabrik yang sudah ada dan membangun pabrik baru," katanya, dalam konfrensi pers 40 Tahun Aqua Bersama Indonesia, Kamis (21/2).

 

Adapun secara nasional, pasar AMDK pada tahun ini diproyeksi tumbuh dua digit, yaitu sekitar 12% menjadi sekitar 22,4 miliar liter dari volume produksi AMDK nasional tahun lalu yang mencapai di atas 20 miliar liter.

 

Pabrik di Solok nantinya akan menjadi pabrik ketiga Aqua yang berada di Sumatera setelah pendirian pabrik di Lampung dan Brastagi. Diharapkan, produksi AMDK di Solok akan mampu mensuplai daerah Sumatera Barat.

 

"Ini sejalan dengan strategi bisnis kita yang akan mulai berkonsentrasi ke Sumatera karena pasarnya merupakan kedua terbesar setelah Jawa," lanjut Parmaningsih.

 

Adapun penjualan Aqua saat ini masih didominasi oleh penjualan AMDK di Jawa dengan porsi mencapai 60%, baru kemudian diikuti oleh Sumatera sebesar 20%.

Sementara secara nasional, Aqua masih menjadi pemain utama bisnis AMDK dengan meraih pangsa pasar sekitar 40%.

 

Selain di Jawa dan Sumatera, Aqua juga telah memiliki pabrik di Bali dan Sulawesi. "Yang belum ada, di daerah Kalimantan dan Papua. Di Kalimantan, sumber airnya ada di dalam hutan sehingga tidak memungkinkan membuat pabrik di sana, sedangkan Papua, kita masih terkendala infrastruktur," jelasnya.

 

Sementara itu, mengenai rencana pembangunan pabrik di Serang, Banten yang tertunda, Parmaningsih mengatakan pihaknya masih belum memiliki rencana realisasi. Pasalnya, saat ini kondisi di lapangan dianggap belum memungkinkan.  (if)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis :
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper