Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ROYATI UNILEVER: Akan Menambah Beban Biaya 1,5% dari Omset

JAKARTA--Kesepakatan royalti antara PT Unilevel Indonesia Tbk dan induk usahanya Unilever NV diperkirakan akan menambah beban biaya sekitar 1,5% dari omset perseroan pada tahun ini.Analis PT eTrading Securities Andrew Argado menjelaskan sesuai dengan

JAKARTA--Kesepakatan royalti antara PT Unilevel Indonesia Tbk dan induk usahanya Unilever NV diperkirakan akan menambah beban biaya sekitar 1,5% dari omset perseroan pada tahun ini.

Analis PT eTrading Securities Andrew Argado menjelaskan sesuai dengan ketentuan dalam kesepakatan royalti tersebut, beban biaya itu akan naik menjadi 3% pada 2014, dan sekitar 4,5% dari omset perseroan pada 2015 sampai dengan perjanjian tersebut berakhir.

"Terkait dengan kebijakan dividen, laba bersih yang dalam beberapa tahun terakhir dibagikan seluruhnya sebagai dividen, menurut kami lebih didasarkan kepada keinginan untuk tetap menjaga tingkat pengembalian ROE yang tinggi," katanya dalam riset yang Bisnis kutip, Senin (14/1).

Namun, sambungnya, minimnya cashflow perseroan setelah pembayaran dividen mengharuskan emiten berkode UNVR itu untuk menggunakan pembiayaan eksternal (pinjaman) dari perusahaan afiliasi untuk mendanai strategi ekspansinya.

"Cost of fund atas pembiayaan eksternal tersebut dalam pandangan kami relatif
lebih tinggi dari pasar," tambahnya. 

Dengan menggunakan asumsi risk free rate pada level 7% dan WACC pada level 9,04%, terangnya, nilai wajar saham UNVR adalah Rp17.838 per saham. Estimasi nilai wajar tersebut merefleksikan 27 kali PER untuk proyeksi laporan keuangan 2013.

"Menggunakan harga penutupan pada hari perdagangan terakhir [10 Januari 2013] estimasi kami untuk nilai wajar UNVR memiliki potential downside sekitar 19%, sehingga kami memberikan rekomendasi jual [SELL] untuk saham UNVR," ujarnya.

Pada Desember 2012, manajemen perseroan mengumumkan rencana transaksi material dengan Unilever NV (Unilever) yang merupakan perusahaan terafiliasi UNVR. Transaksi afiliasi tersebut terdiri dari Trade Mark License Agreement (TMLA), Technology License Agreement (TLA), dan Central Services Agreement (CSA).

Nilai transaksi dari TMLA dan TLA masing-masin adalah adalah sebesar 3% dan 2% dari total nilai omset UNVR per tahun di luar omset transaksi dengan pihak terafiliasi dan omset produk dengan merek dagang yang dimiliki UNVR dan produk dengan merek dagang yang dimiliki oleh UNVR yang tidak memperoleh dukungan teknologi dan technical know-how.  (if)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis :
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper