Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SIMM: Tidur terus, bursa siapkan delisting paksa

SURABAYA—Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menindak tegas sejumlah emiten di Jawa Timur yang tidak aktif di bursa. Selain saham-saham yang terindikasi tidur nyenyak, beberapa emiten yang nilai sahamnya terlalu tinggi juga terancam delisting.Direktur

SURABAYA—Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menindak tegas sejumlah emiten di Jawa Timur yang tidak aktif di bursa. Selain saham-saham yang terindikasi tidur nyenyak, beberapa emiten yang nilai sahamnya terlalu tinggi juga terancam delisting.Direktur Utama BEI Ito Warsito mengakui mayoritas saham emiten yang berbasis di Jatim tertidur atau tidak pernah ditransaksikan. Dia menilai saham-saham tidur ini tidak pernah menjadi sasaran investor baik yang berorientasi singkat maupun jangka panjang.Dia menyebutkan saham PT Surya Intrindo Makmur Tbk (SIMM) merupakan salah satu emiten yang limbung dan terancam delisting. Saham perusahaan sepatu itu sama sekali tak tersentuh transaksi sehingga likuiditasnya menjadi perhatian.“SIMM akan segera kami delisting. Eksekusinya tinggal menunggu waktu,” ungkapnya saat dijumpai Bisnis di sela-sela gelaran Investor Summit 2012 di Surabaya, hari ini (5/12).Menurut Ito, pihaknya telah menyiapkan sejumlah upaya guna membangkitkan saham-saham yang tertidur di lantai bursa. BEI telah beberapa kali mengundang emiten guna memberikan transfer informasi dan edukasi terutama konsep strategi pengembangan usaha.Emiten, ucap Ito, dapat melakukan upaya merger dengan perusahaan lain guna menghindari ketentuan delisting yang coba diterapkan BEI. Di samping itu, perusahaan konglomerasi juga dapat melakukan strategi konsolidasi dengan mengawinkan anak usaha dengan perusahaan yang telah terlanjur listing.Upaya meningkatkan likuiditas itu bukan hanya direkomendasikan bagi emiten yang tidak pernah bertransaksi, namun perlu juga diadaptasi oleh emiten yang nilai sahamnya terlalu tinggi. Ito menyontohkan saham PT Astra International Tbk yang terancam terganggu likuiditasnya.“Emiten yang sudah delisting tetap berpotensi listing kembali. Contohnya, PT Sekar Bumi yang sempat dicoret pada 2009, tahun ini sudah kembali melantai di pasar bursa,” terangnya.Kepala BEI Surabaya Nur Harjantie mengakui fenomena saham tidur di Jatim memang menggejala. Dia mencatat jumlah saham tidur di pasar bursa Surabaya cukup dominan akibat lemahnya keterbukaan informasi kepada pihak investor.“Jumlahnya sangat banyak, harus saya akui itu. Perbandingan saham yang malas bergerak dengan yang aktif bisa sampai 50:50,” katanya.BEI Surabaya, jelas Nur, terus menginformasikan data kepemilikan rekening efek atau emiten secara rutin. Dia berharap sejumlah emiten dapat merespon stimulan itu dengan berinisiatif menggerakkan atau membangunkan saham-saham yang tidur.Nur mencatat 41.000 investor yang bertransaksi di pasar bursa berasal dari Jawa Timur, atau 10% dari total investor yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia. Melalui ajang Investor Summit, BEI terus berupaya meningkatkan jumlah investor.Selain itu, BEI juga terus mendorong ketersediaan perusahaan untuk terdaftar di lantai bursa. 25 emiten ditargetkan tercatat di bursa hingga akhir tahun, dan terus bertambah 30 emiten pada tahun depan.Hingga kini, jumlah perusahan di Jatim yang telah melantai di pasar bursa mencapai 30 emiten. Jumlah itu masih akan bertambah menyusul rencana  PT Bank Maspion dan PT Steel Pipe Industry of Indonesia yang berencana menawarkan saham perdana (IPO) pada 2013 mendatang. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Gajah Kusumo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper