Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA--PT Arpeni Pratama Oceanline Tbk memperkirakan pendapatan yang diperoleh perseroan pada 2013 mendatang tidak akan berbeda dengan kisaran pendapatan tahun-tahun sebelumnya sebesar Rp1,2 triliun.
 
Menurut Direktur Keuangan Arpeni Andrew Hardi Hanubrata pendapatan yang stagnan ini disebabkan oleh bisnis perkapalan internasional yang masih lesu akibat ketidakpastian industri terkait adanya krisis global.
 
"Dulu sebelum krisis, Kapal Panamax bisa disewa US$20.000 sampai US$28.000 per hari. Sekarang sewanya hanya sekitar US$4.000 hingga US$7.000 per hari," kata Andrew.
 
Walau pendapatan stagnan, Andrew mengatakan pihaknya akan berusaha memperkecil kerugian usaha yang dialami perseroan. Adapun perseroan diharapkan dapat membalikan posisi rugi menjadi laba seiring dengan adanya peluang membaiknya krisis global.
 
Sewa Kapal Panamax, sambung Andrew, diharapkan bisa naik dari posisi terendahnya tahun ini menjadi US$10.000 hingga US$12.000. "Harga tahun ini sudah tidak wajar, sudah terlalu rendah. Mudah-mudahan tahun depan ada kejelasan dan perbaikan ekonomi global selepas terpilihnya Obama menjadi presiden Amerika Serikat," akunya. 
 
Adapun proses rekstrukturiasasi yang sedang dijalani perseroan membuat anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) Arpeni terbatas. Dengan capex di bawah US$10 juta, yang diatur dalam perjanjian restrukturisasi, perseroan otomatis tidak bisa melakukan ekspansi bisnis. 
 
Seperti diketahui sebelumnya, hingga kuartal III/2012, Arpeni tercatat masih mengalami kerugian usaha sebesar Rp330,99 miliar. Kerugian ini sebetulnya sudah lebih tipis dibandingkan dengan kerugian usaha pada periode yang sama sebelumnya sebesar Rp800,7 miliar.
 
Adapun pendapatan perseroan tercatat turun dari Rp952,57 miliar menjadi Rp880,9 miliar akibat akibat didermagakannya beberapa kapal perseroan.
 
Di sisi lain, beban jasa perseroan tercatat naik dari Rp968,99 miliar menjadi Rp1,07 triliun. "Beban biaya ini tidak bisa ditekan karena beban jasa terbesar itu merupakan biaya operasional kru dan bahan bakar," sambung Andrew.
 
Walau membukukan rugi usaha, emiten perkapalan berkode APOL tersebut masih membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp202,9 miliar. Keuntungan tersebut diperoleh dari program debt buy back yang dilakukan perseroan sehingga APOL memperoleh pendapatan keuangan sebesar Rp730,59 miliar. 
 
Arpeni merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengangkutan barang dengan kapal laut, serta melaksanakan pembelian dan penjualan kapal-kapal. Saham APOL pada perdagangan saham Senin (19/11) ditutup stagnan di harga 50. 
 
(Faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Budi Prakarsa
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper