JAKARTA: PT Central Proteinaprima Tbk terus berupaya memulihkan kinerja dengan membangun pabrik pengolahan pakan ikan dengan di Lampung.
Presiden Direktur Mahar Atanta Sembiring mengatakan pembangunan pabrik pakan ikan sudah mulai berlangsung dan direncanakan selesai akhir 2013. Kapasitas pabrik akan mencapai 30.000 ton per tahun.
“Kapasitas yang direncanakan 30.000 ton per tahun di Lampung. Sebelumnya sudah ada pakan udang, yang sekarang ini baru pakan ikan,”ujarnya di Jakarta, Jumat (28/9/2012).
Direktur CP Prima Sutanto Sirdjajaja mengungkapkan permintaan pakan ikan di Sumatera bagian selatan meningkat sangat signifikan, sementara proses distribusi seringkali mengalami kendala. Untuk itu, perseroan memutuskan membangun pabrik di Lampung guna mendekatkan lini produksi dengan konsumsi.
“Biasanya produksi di Cikampek, Jawa Barat, tapi seringkali kesulitan distribusi karena penyeberangan bermasalah di Merak-Bakauheni, maka itu dipilih Lampung,” tuturnya.
Dia menyebutkan dana pembangunan pabrik termasuk dalam anggaran belanja modal perseroan yang sebesar Rp120 miliar. Sumber dana berasal dari kas internal emiten berkode saham CPRO ini.
Berdasarkan laporan keuangan, volume penjualan produk pakan CPRO meningkat 25,6%, dari 244,747 metrik ton pada semester I/2011 menjadi 282,945 metrik ton semester II/2012.
Peningkatan volume produk pakan ini turut memberikan kontribusi terhadap keseluruhan pendapatan perseroan sebesar 56%, di tengah kenaikan harga produk pakan akibat melonjaknya harga bahan baku pakan.
Nilai penjualan produk pakan meningkat 14,7% dari 1,7 triliun pada semester I/2011 menjadi Rp2 triliun pada semester II/2012.
Adapun, pendapatan perseroan tercatat sekitar Rp3,53 triliun pada Semester I/2012, menurun tipis dari periode yang sama tahun lalu Rp3,62 triliun.
Secara keseluruhan, laba kotor perseroan meningkat 28% menjadi Rp449 miliar dari periode sebelumnya Rp351 miliar. hal ini dipicu kinerja perseroan menekan beban pokok penjualan sebesar 6% menjadi Rp3,08 triliun dibandingkan periode lalu.
Restrukturisasi
Pada rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang berlangsung hari ini, para pemegang saham menyetujui langkah restrukturisasi obligasi perseroan senilai US$325 juta atau Rp2,98 triliun.
Dalam skema restrukturisasi, emiten pakan dan udang olahan ini akan memperpanjang waktu jatuh tempo obligasi dari yang seharusnya pada Juni 2012, menjadi 8 tahun hingga 2020.
Utang pokok akan dicicil setiap 6 bulan setelah tahun kelima sebanyak lima kali cicilan sebesar US$16,25 juta, sementara sisanya akan dilunasi pada tahun jatuh tempo.
Adapun, tingkat bunga akan dibayarkan secara berjenjang setiap 6 bulan dengan ketentuan 2% pada tahun pertama dan kedua, 4% untuk tahun ketiga, keempat, dan kelima, 6% untuk tahun keenam, dan 8% untuk tahun ketujuh dan kedelapan. Tingkat bunga yang ditawarkan tersebut lebih rendah dari bunga sebelumnya sebesar 11% per tahun.
Restrukturisasi obligasi ini akan dijaminkan dengan aset perseroan (corporate guarantee) dan anak usahanya yakni PT Central Panganpertiwi, PT Centralpertiwi Bahari, PT Centralwindu Sejati, dan PT Marindolab Pratama.
Mahar meyakini dengan persetujuan pemegang saham ini langkah menuju penyelesaian proses restrukturisasi akan semakin dekat. pada tahap selanjutnya, CPRO akan meminta persetujuan pemegang obligasi terkait skema restrukturisasi dalam voting di Pengadilan Singapura.
“Ada aturan melakukan filling report di pengadilan Singapura, crediturs meeting, setelah itu baru voting. Kalau bagus pengadilan akan memberi persetujuan, harapannya sebelum akhir tahun sudah selesai,” katanya.
Rapat umum pemegang saham juga menyetujui dilakukannya penjaminan aset perusahaan jika dibutuhkan untuk mengajukan pinjaman perbankan.(msb)