Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA KARET: ECB Batalkan Stimulus, Harga Karet kian Tergerus

TOKYO: Harga karet terus terkoreksi, menuju penurunan untuk pekan keempat karena kekhawatiran lemahnya permintaan setelah Bank Sentral Eropa batal melakukan tindakan untuk mengatasi krisis utang. Harga karet untuk pengiriman Januari turun 2,3% menjadi

TOKYO: Harga karet terus terkoreksi, menuju penurunan untuk pekan keempat karena kekhawatiran lemahnya permintaan setelah Bank Sentral Eropa batal melakukan tindakan untuk mengatasi krisis utang. Harga karet untuk pengiriman Januari turun 2,3% menjadi ¥225,8 per kilogram atau setara dengan US$2.889 per ton di Tokyo Commodity Exchange, sebelum diperdagangkan pada level ¥227,4 pukul 14.10 waktu Tokyo. Kontrak teraktif telah turun 3,2% pekan ini, memperpanjang penurunan tahun ini menjadi 14%."Perlambatan ekonomi akan terus menekan harga karet karena permintaan ikut berkurang," kata Chaiwat Muenmee, analis DS Futures Co seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (3/8).Harga kontrak untuk penyelesaian Januari turun 1% menjadi 22.375 yuan atau setara dengan US$3,511 per ton di Shanghai Futures Exchange.Di tempat lain, Lembaga Penelitian Karet Thailand menyebutkan harga karet bebas on-board turun 1,8% menjadi 94,25 baht  atau setara dengan US$2,98 per kilogram pada 1 Agustus, level terendah sejak Desember 2009. Presiden ECB Mario Draghi memutuskan untuk menunda upaya penyelamatan krisis di wilayah tersebut. Chief Executive Officer  Pacific Investment Management Co Mohamed El-Erian mengatakan bahwa ekonomi dunia menderita perlambatan yang berisiko tinggi setelah resesi global pada 2009.Sementara itu, pengangguran AS diperkirakan akan menyentuh 8,2% untuk bulan ketiga, naik dari level 8% yang bertahan sejak Februari 2009. Perlambatan ekonomi global makin diperparah dengan melambatnya permintaan dari China. Data manufaktur China pada Juli turun menjadi 55,6, dari 56,7 pada Juni. Dalam laporan terpisah menunjukkan ekspansi manufaktur di China juga melambat pada Juli. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper