Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA KOPI arabika Sumut anjlok

MEDAN: Harga kopi Arabika di sentra produksi Sumatra Utara anjlok dari Rp19.000 menjadi Rp7.000 per kilogram kendati harga di pasar internasional bertahan pada kisaran US$5,8 sampai US$6 per kilogram.Sejumlah petani kopi yang dihubungi Bisnis dari Medan

MEDAN: Harga kopi Arabika di sentra produksi Sumatra Utara anjlok dari Rp19.000 menjadi Rp7.000 per kilogram kendati harga di pasar internasional bertahan pada kisaran US$5,8 sampai US$6 per kilogram.Sejumlah petani kopi yang dihubungi Bisnis dari Medan membenarkan harga kopi Arabika (lebih dikenal dengan kopi ateng) di Pakpak Bharat, Sumut tinggal Rp7.000 per kilogram dari Rp19.000 dua pekan lalu.Hadi Sinamo, seorang petani di Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat membenarkan harga kopi Arabika di daerahnya menurun drastis. “Kami kurang tahu apa yang membuat harga kopi [Arabika] turun. Yang pasti pedagang pengumpul hanya mau beli dengan harga Rp7.000 per kilogram,” ujarnya kepada Bisnis Kamis 7 Juni 2012.Menurut dia, pekan lalu tanda-tanda bakal turunnya harga kopi sudah mulai tampak karena tidak banyak pedagang pengepul (perantara) yang masuk ke pekan (pasar) yang berlangsung sekali seminggu di daerah itu.Sementara itu, Johni Lumbantu, petai kopi di Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumut mengakui harga kopi jenis Arabika ditingkat petani menurun dari Rp20.000 menjadi Rp12.000 per kilogram. “Petani kopi di daerah ini masih beruntung karena ada koperasi petani yang menampung dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar,” tuturnya.Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut Saidul Alam membenarkan musim paceklik kopi di daerah ini sudah tiba sehingga pasok dari sentra produksi tersendat.Harga kopi Arabika di pasar internasional, kata dia, masih berada pada kisaran US$5,8 sampai US$6 per kilogram. “Semestinya harga kopi ditingkat petani berada pada kisaran Rp42.000-Rp43.000 per kilogram,” tuturnya.Dia menduga karena harga kopi melambung ditingkat petani, para pedagang pengumpul tidak masuk pasar sehingga harga pun anjlok. (arh)

 

 

BERITA LAINNYA:

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper