Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WALL STREET: Indeks S&P 500 kian terpuruk

NEW YORK: Saham AS kian terjerembab untuk hari kelima berturut-turut, menempatkan indeks Standard & Poor 500 ke dalam kekalahan terpanjang sejak November, sebagai lonjakan imbal hasil obligasi Spanyol dan Italia yang memicu kekhawatiran krisis utang

NEW YORK: Saham AS kian terjerembab untuk hari kelima berturut-turut, menempatkan indeks Standard & Poor 500 ke dalam kekalahan terpanjang sejak November, sebagai lonjakan imbal hasil obligasi Spanyol dan Italia yang memicu kekhawatiran krisis utang Eropa memburuk.S&P 500 turun 1,7%, memimpin penurunan terbesar pada 2012, menjadi 1,358.61 pada pukul 16.00  waktu New York."Saya tidak berpikir ada terburu-buru untuk terlibat dalam pasar saham," kata James Swanson, kepala strategi investasi MFS Investment Management yang berbasis di Boston dan  mengawasi sekitar US$250 miliar, dalam sebuah wawancara telepon. "Eropa merupakan masalah sementara. Sinyal pasar mereka tidak tetap dan menjadi keseluruhan masalah. Investor akan perlu diyakinkan lagi. "Saham jatuh setelah imbal hasil obligasi Spanyol merosot menyusul Menteri Ekonomi Spanyol Luis de Guindos menolak untuk menyingkirkan penyelamatan dan Gubernur Bank Spanyol Miguel Angel Fernandez Ordonez mengatakan pemberi pinjaman bangsa mungkin perlu lebih banyak modal jika perekonomian melemah lebih dari yang diharapkan.

 

Para investor menuntut hasil tambahan untuk menahan Italia obligasi 10-tahun lebih mirip jatuh tempo obligasi Jerman meningkat menjadi lebih dari 400 basis poin untuk pertama kalinya sejak 16 Februari.Investor juga menunggu dimulainya musim laporan keuangan kuartal pertama. Krisis Eropa dan perlambatan di China memukul S&P 500, yang memperoleh sekitar 40% laba dari luar negeri.

 

Harga per saham melambat menjadi 0,8% dari 4,9% pada kuartal keempat, akan mempercepat pelemahan menjadi 8,3% selama  2012, menurut perkiraan analis yang dikumpulkan oleh Bloomberg. (Bloomberg/arh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper